Jakarta (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo secara resmi membubarkan satuan tugas khusus (Satgasus) merah putih di dalam institusi Polri.
"Kapolri sudah menghentikan kegiatan dari Satgasus Polri, sudah tidak ada lagi Satgasus Polri," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo di Mako Brimob, Depok, Kamis malam.
Dedi menegaskan pembubaran jabatan non struktural itu karena dianggap tidak diperlukan lagi. Satgasus merah putih terakhir dipimpin oleh Irjen Pol. Ferdy Sambo, sebelum ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tewasnya Brigadir J.
Satgasus merah putih pertama kali dibentuk pada 2019 oleh Kapolri saat itu Jenderal Tito Karnavian. Pembentukannya melalui surat perintah (sprin) nomor Sprin/681/III/HUK.6.6/2019 tertanggal 6 Maret 2019.
Satuan tugas itu memiliki beberapa fungsi diantaranya melakukan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana yang menjadi atensi pimpinan di wilayah Indonesia dan luar negeri. Selain itu, Satgasus juga bertugas menangani upaya hukum pada perkara psikotropika, narkotika, tindak pidana korupsi, pencucian uang dan ITE.
Irjen Pol. Ferdy Sambo tercatat pertama kali menjabat sebagai Kasatgasus Merah Putih pada 20 Mei 2020, lewat Sprin/1246/V/HUK.6.6/2020. Saat itu Sambo masih mengisi posisi sebagai Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri.
Posisi Sambo sebagai Kasatgasus Merah Putih kemudian kembali diperpanjang hingga akhir 2022. Keputusan itu tertuang melalui Sprin/1583/VII/HUK.6.6./2022. Surat tersebut berlaku mulai 1 Juli 2022 hingga 31 Desember 2022.
Berita sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo membentuk tim gabungan melibatkan pihak internal dan eksternal Polri untuk mengungkap kasus penembakan antaranggota yang terjadi di rumah dinas Kadiv Propam.
"Saya sudah membentuk tim khusus yang dipimpin oleh Pak Wakapolri," kata Sigit di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.
Tim ini, kata dia, beranggotakan Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum), Kabareskrim, Asisten Kapolri Bidang SDM, dan beberapa usur lain yang dilibatkan seperti Provos dan Paminal.
Tim ini juga melibatkan mitra kepolisian dari unsur eksternal yakni Kompolnas dan juga Komnas HAM.
"Polri juga sudah menghubungi rekan-rekan dari luar, Kompolnas dan Komnas HAM, terkait isu yang terjadi ini," ujarnya.
Menurut jenderal bintang empat itu, pembentukan tim ini selain untuk mengungkap peristiwa secara terang benderang, juga meng-counter isu-isu atau berita-berita agar tidak liar di masyarakat.
"Tim akan bergerak sehingga rekomendasi gabungan tim eksternal dan internal menjadi masukan yang akan digunakan untuk menindaklanjuti hal-hal yang ditemukan untuk melengkapi proses penyelidikan dan penyidikan yang ada," kata Sigit.
Mantan Kabareskrim Polri ini mengatakan kasus ini ditangani oleh Polres Jakarta Selatan dengan asistensi dari Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri.
"Kasus ditangani Polres Jakarta Selatan, saya sudah minta penanganan dengan prinsip-prinsip yang mengedepankan penyelidikan scientific crime investigation (berbasis ilmiah), walau ditangani Polres Jaksel tetap mendapatkan asistensi Polda dan Bareskrim.
Perhatian Presiden
Kasus ini menarik perhatian publik mengingat ada sejumlah kejanggalan, seperti izin penggunaan senjata oleh anggota yang masih berstatus tamtama serta bukti CCTV yang rusak.
Bahkan Presiden Joko Widodo ikut memberikan pandangannya terkait peristiwa tersebut dan meminta proses hukum dilakukan.
"Ya, proses hukum harus dilakukan," ujar Presiden secara singkat di sela kunjungan kerjanya di Subang, Jawa Barat, Selasa.
Peristiwa penembakan antaranggota Polri terjadi di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Pol. Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga No. 46 kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) pukul 17.00 WIB.
Penembakan terjadi antara Nopryansah Yosua Hutabarat (Brigadie J), ajudan drive caraka (ADV) istri Kadiv Propam Polri, dengan Bharada E, ADV Kadiv Propam Polri. Kejadian tersebut mengakibatkan Brigjen Nopryansah tewas tertembak dengan tujuh lubang peluru di tubuhnya.
Adapun peristiwa itu dilatarbelakangi oleh pelecehan dan penodongan pistol yang dialami oleh istri Kadiv Propam Polri Putri Ferdy Sambo.
"Yang jelas begini, Brigadir J itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan pistol ke kepala istri Kadiv Propam,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan, Senin (11/7).
Kasus pidana ini ditangani oleh Polres Metro Jakarta Selatan. Adapun status Bharada E saat sebagai saksi.
Berita sebelumnya,
Personel Lanud Sjamsudin Noor Banjarbaru disambut tembakan ketika akan memasuki gerbang, sehingga tembak menembak tidak dapat dielakan.
Laporan hasil pengamatan personel Intelpam bahwa ada pergerakan dari sekelompak orang yang akan berusaha menguasai aset milik Lanud Sjamsudin Noor. Komandan Lanud Sjamsudin Noor Letkol Pnb Esron S.B. Sinaga, S.Sos., segera mengambil tindakan cepat dengan memerintahkan Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Lanud SAM Mayor Lek Petrus Prihatin, S., untuk mempertahankan keutuhan aset Lanud SAM, Selasa (25/03).
Kadisops Lanud SAM Mayor Lek Petrus Prihatin memimpin pasukan Hanlan disertai pasukan berkekuatan satu SSK dengan peralatan dan senjata lengkap secara serentak melaksanakan patroli ke seluruh aset lanud Sam yang letaknya berpencar-pencar dengan jarak yang cukup berjauhan. Patroli dimulai dari AWR Dwi Harmono yang berjarak kurang lebih 45 Km dari Mako Lanud Sam.
Selanjutnya pasukan melakukan patroli terhadap aset lanud Sam yang terletak di wilayah Banjarbaru dan Loktabat yang berjarak kurang lebih 60 Km dari AWR Dwi Harmono dan berjarak 15 Km dari Mako Lanud Sam. Selesai melaksanakan patroli seluruh pasukan melaksanakan konsolidasi dan dinyatakan aman maka pasukan segera kembali ke Mako Lanud SAM.
Ketika pasukan memasuki gerbang Mako Lanud SAM tiba-tiba dihadang oleh tembakan yang berasal dari dalam Mako Lanud Sam yang ternyata adalah sekelompok orang bersenjata yang diperkirakan berkekuatan satu SSK yang sudah menduduki dan menguasai Mako Lanud Sam. Setelah terjadi baku tembak dalam pertempuran sengit, Mako Lanud Sam beserta seluruh aset dapat dikuasai dan sekelompok orang bersenjata yang menguasai Mako Lanud Sam dapat dilumpuhkan.
Peristiwa yang terjadi di Mako Lanud Sjamsudin Noor Banjarbaru tersebut merupakan bagian dari skenario Latihan Hanlan (Pertahanan Pangkalan) dan menembak yang dilaksanakan oleh seluruh anggota militer Lanud Sam. Sebagai kegiatan rutin untuk mengasah keahlian personel anggota Lanud Sam dalam melaksanakan tugas dan Pertahanan Pangkalan baik Pangkalan Udara maupun upaya Pertahanan aset.
Dalam kegiatan menembak kali ini penembak pistol terbaik diraih Letda Kal Mirza Salim Efendi, Pama DP Lanud SAM disusul Lettu Kes Muryanto Widodo, Kaunit Gudang Jangkes Rumkit Lanud Sjamsudin Noor dan Serda Muhadi Anggota Satpomau Lanud SAM. Sedangkan penembak terbaik senjata laras panjang diperoleh Sertu Agus Subarto, Anggota Dispers disusul Serma Ari Muksin Anggota Senkom dan Serda Etik Purbawatiningsih, BA Perawat Watdok Watum Rumkit Lanud Sjamsudin Noor.