Banjarmasin (ANTARA) - Wali Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan H Ibnu Sina menyampaikan, kotanya sudah memiliki 309 bank sampah yang tersebar di 52 kelurahan pada 5 kecamatan.
Banjarmasin, ujarnya pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022 Ahad, terus memaksimalkan penanganan sampah, salah satunya dengan terus menambah keberadaan bank sampah di lingkungan masyarakat.
Dikatakan dia, dengan terus bertambahnya kesadaran masyarakat di kotanya memilah sampah yang bernilai ekonomis dari rumah, sehingga bank sampah terus bertambah, terakhir diresmikan Bank Sampah Ketupat Pandan di Sungai Baru, Banjarmasin Tengah, Sabtu (4/6/2022).
Ibnu menyampaikan, sebanyak 309 bank sampah di kotanya memiliki satu bank sampah induk, sehingga penyalurannya jelas.
Selain bank sampah, upaya Kota Banjarmasin menangani produksi sampah yang diperkirakan 600 ton per hari untuk dipilah sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih di Banjarmasin Selatan tersebut juga tersedia TPS 3R atau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST).
TPS 3R atau TPS reuse, reduce dan recycle (mengurangi- menggunakan-daur ulang) sudah ada sebanyak 14, dan Pemkot Banjarmasin menyatakan TPS 3R bisa menangani sekitar 14 persen sampah di kota ini.
Pada peringatan Hari Lingkungan Hidup 2022 bertema World Environment Day "Only One Earth", walikota menyampaikan apresiasinya kepada Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia yang memperoleh penghargaan Kalpataru kategori Penyelamat Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
Ia juga menyampaikan bahwa Kota Banjarmasin telah menginspirasi kota-kota lain di indonesia untuk melarang penggunaan kantong plastik.
"Kemarin saya didatangi oleh sutradara, yaitu sutradara film berjudul Lautan Plastik, sudah masuk di Netflix dan shootingnya di beberapa tempat, di Bali dan beberapa lokasi di Indonesia, semuanya dimulai dari Banjarmasin sebagai kota pertama yang melarang penggunaan kantong plastik di Indonesia," ucapnya.
Karenanya dia terus mengingatkan agar masyarakat selalu menjaga kebersihan dan kenyamanan Kota Banjarmasin dengan tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke sungai.
"Jangan bararatik (ciptakan sampah), jangan buang sampah sembarangan, jangan buang sampah ke sungai, ingat buku yang kita launching 3 tahun yang lalu pada saat hari jadi kota, yang judulnya Manusia Sungai, di situ tulisan Prof Lambut menyebutkan bahwa orang Banjar ini sudah kada ingat dengan filosofi dasar yang menjadi falsafah hidupnya berinteraksi dengan sungai, yaitu pamali (larangan) membuang ratik (sampah) ke sungai, karena di sungai ada dangsanak (saudara) kita, itu sudah dilupakan, oleh karena itu kita ingatkan lagi," ujarnya.
Baca juga: Wali Kota Banjarmasin bicara kemasan ramah lingkungan di APEKSI
Baca juga: Lomba maharagu sungai diapresiasi warga Banjarmasin