Rantau (ANTARA) - Harga kambing di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, masih normal di kisaran Rp3,5 juta-4 juta per ekor.
Kepala Dinas Pertanian Tapin Wagimin mengatakan meskipun di beberapa daerah, seperti di Jawa Timur merebak penyakit mulut dan kuku (PMK), hal itu tidak berpengaruh terhadap ketersediaan ataupun permintaan kambing menjelang Idul Adha.
"Kambing cukup. Saat ini ada 300 ekor lebih kambing yang ada di tingkat pedagang," ujarnya di Rantau, Kamis, saat dikonfirmasi ANTARA KALSEL.
Saat Idul Adha, kata dia, mayoritas masyarakat Tapin lebih memilih sapi sebagai hewan kurban dibandingkan kambing.
"Seperti kebiasaannya, sekitar 92 persen masyarakat lebih memilih sapi Bali untuk kurban," ungkapnya.
Kambing, kata dia, biasanya dibutuhkan pada saat masyarakat muslim ingin melakukan aqiqah atau tradisi saat ingin memberikan nama kepada anak yang baru lahir.
Peternak Tapin Aiman Fadillah mengatakan alasan masyarakat lebih memilih sapi saat Idul Adha, karena pertimbangan jumlah daging dan harga.
"Idul Adha itu momentum bagi-bagi daging di masyarakat. Karena itu, lebih banyak sapi yang dibeli untuk hewan kurban," ujarnya.
Meskipun demikian, kata dia, di tengah sulitnya mencari sapi dan harganya mahal terimbas PMK, kambing bisa menjadi alternatif untuk menunaikan hajat berkurban saat Idul Adha.
Berita terkait: Dinas Pertanian : Sapi di Tapin aman dari PMK
Berita terkait: Harga sapi di Tapin meroket