"Kita akui drainase di daerah kita ini tidak semuanya berfungsi maksimal, sebab banyak yang belum dibenahi, hingga saat hujan deras masih ada genangan," ujarnya di Balaikota Banjarmasin, Selasa.
Menurut dia, sekitar 70 persen drainase di daerah ini masih perlu mendapat pembenahan, akibatnya tidak bisa berfungsi dengan baik mengalirkan air hujan yang datang, baik karena rusak dimakan usia maupun dangkal karena sampah.
Pemkot, ungkap dia, tidak bisa melakukan pembenahan atau pembangunan secara keseluruhan terhadap drainase yang bermasalah ini karena terbentur dana, yang hanya sekitar Rp10 miliar setiap tahunnya.
"Karena minimnya dana yang Pemkot punya, maka perlu dilakukan secara bertahap, yang dinilai prioritas," bebernya.
Dinyatakan dia, drainase yang belum dibenahi di daerah ibu kota ini mencapai ratusan kilometer, titiknya berada di Banjarmasin Timur, Banjarmasin Selatan, dan Banjarmasin Utara.
Adapun, kata dia, sebagian jalan protokol dan lingkungan yang sebelumnya mengalami genangan cukup lama akibat hujan kini sebagian sudah tidak lagi karena drainase di wilayah itu sudah diperbaiki.
"Sebagaimana di Jalan S Parman, Banjar Indah Permai, Jalan Pahlawan, Soetoyo S, dan Anang Adnansi," ujarnya.
Dikatakan Muryanta, bahwa wilayah Banjarmasin yang berada di bawah permukaan laut ini tentunya memiliki masalah alam, yakni, pasangnya air laut yang masuk lewat drainase.
"Yang masalah itu, saat hujan turun, saat itu jua air laut pasang hingga genangan tidak bisa ditahan-tahan," akunya.