Martapura, (Antaranews Kalsel) - Tantangan perawat jelang MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015 makin berat. Modal terampil dan profesional saja belum cukup jika tidak bisa berbahasa Inggris.
Hal Itu dinyatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Ikhwansyah saat menghadiri Pelantikan Dewan Pengurus PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) Kabupaten Banjar periode 2015-2020 dan Seminar Keperawatan berjudul "Perawat menuju pelayanan Keperawatan care and cost effective" di Guest House Sultan Sulaiman, Kamis (17/12).
"Lihat di luar negeri, tenaga kesehatan justru banyak dari Filipina, Malaysia dan Singapura. Artinya daya saing kita masing kurang," ungkap Ikhwansyah.
Menurutnya peluang begitu banyak khususnya nurse (perawat) tapi kekurangan perawat kita adalah penguasaan bahasa Inggris.
Oleh sebab itu, Ikhwansyah memotivasi para perawat agar terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya supaya tidak kalah bersaing dengan perawat asing di era MEA.
Dijelaskannya di era MEA, jangan sampai perawat asing masuk tapi perawat kita hanya bisa gigit jari. Bahkan, dia meminta perawat berani mewujudkan mimpi bekerja di rumah sakit ternama luar negeri.
"Jangan cuma mengkhayal jadi PNS atau PTT (Pegawai Tidak Tetap), coba berkhayal saya akan jadi perawat di rumah sakit luar negeri. Inilah yang harus jadi tantangan saudara," tegas Ikhwansyah .
Sementara itu, Ketua PPNI Kabupaten Banjar Sirajudin Noor mengucapkan banyak terima kasih kepada Pemprov Kalimantan Selatan dan Pemkab Banjar yang sangat komitmen memperhatikan nasib perawat di daerah.
Lalu ia juga berharap agar PPNI di Kalimantan Selatan diberdayakan dan harus berdaya dalam membangun kesehatan nasional. (toh/rez)