Banjarmasin (ANTARA) - Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Hidayatullah Muttaqin SE, MSI, Pg.D meminta pemerintah dan masyarakat waspada seiring peningkatan kematian pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di tengah gelombang varian Omicron.
"Kita jangan meremehkan gejala varian Omicron yang ringan dan rasio kematian yang rendah, sehingga kurang memproteksi masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti lansia, komorbid dan belum vaksin," kata dia di Banjarmasin, Minggu.
Menurut Muttaqin, kasus konfirmasi dan transmisi penularan COVID-19 yang masih tinggi menjadi sumber ancaman terjadinya kasus kematian.
Hal ini tampak dari belum menurunnya kasus kematian di tingkat nasional. Rata-rata kasus kematian selama sepekan per 13 Februari 2022 mencapai 89 orang per hari.
Pada 20 Februari, rata-rata kasus kematian meningkat menjadi 170 orang per hari dan pada 27 Februari kasus kematian selama sepekan terkahir naik menjadi 244 orang per hari.
Muttaqin menegaskan usaha menekan penularan di masyarakat dan strategi 3T (testing, tracing dan treatment) guna menemukan dan memberikan pertolongan secepatnya kepada pasien kelompok rentan atau yang mengarah bergejala berat akan sangat membantu mencegah bertambahnya kasus kematian.
"Jangan anggap remeh hilangnya satu nyawa akibat COVID-19. Karena berapa pun sedikit jumlah kematian yang terjadi adalah melayangnya nyawa manusia akibat kegagalan sistem kesehatan dan penanganan pandemi dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat," paparnya.
Muttaqin mencontohkan di Kalimantan Selatan, kasus kematian COVID-19 harian yang dilaporkan pada Ahad (27/2) sebanyak 9 orang yang berasal dari Banjarmasin 5 orang, Tanah Laut 2 orang, Banjar dan Banjarbaru masing-masing 1 orang. Angka ini adalah laporan kasus kematian harian tertinggi di Kalsel sepanjang gelombang Omicron.
Sementara secara kumulatif dari 5 Februari hingga 27 Februari 2022, kasus kematian di Kalsel telah mencapai 75 kasus dan terbanyak terjadi di Banjarmasin 40 kasus.
Rasio kasus kematian pada gelombang Omicron di Kalsel sepanjang 18 Januari sampai 27 Februari 2022 memang relatif kecil yaitu hanya 0,63 persen dari kasus konfirmasi.
"Tetapi karena sangat tingginya penularan COVID-19 di masyarakat yaitu 11.880 kasus konfirmasi dalam periode tersebut maka jumlah kematian secara absolut juga tidak sedikit dan dapat terus bertambah," timpalnya.