Barabai, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, berupaya mengendalikan penyakit rabies dengan memberikan vaksinasi massal kepada hewan.
Kepala Dinas Kesehatan Hulu Sungai Tengah (HST) Kusudiarto di Barabai, Jumat, mengatakan rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit zoonosis di Indonesia karena belum ditemukan obat/cara pengobatan untuk penderitanya.
Akibatnya hampir semua penderita baik manusia maupun hewan yang terserang penyakit ini selalu berakhir dengan kematian.
Sampai saat ini, tamabah dia, penularan rabies tersebar di 24 provinsi di Indonesia dan hanya 9 provinsi yang bebas rabies.
Untuk peningkatkan pemahaman tenaga kesehatan tentang penyakit rabies dan kegiatan pengendalian faktor risiko penyakit rabies tersebut, Dinkes secara rutin mengadakan kegiatan pertemuan pengendalian penyakit rabies.
"Kita secara rutin mengumpulkan tenaga kesehatan dari puskesmas, dan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan untuk terus membahas dan upaya pengendalian penyakit ini," katanya.
Menurut Kusudiarto, Kalimantan Selatan merupakan salah satu daerah tertular rabies, upaya penanggulangan terus dilakukan oleh pemerintah setempat dengan penyediaan VAR untuk setiap penderita kasus gigitan HPR dan vaksinasi massal pada hewan.
Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan HST H Pandiansyah mengatakan, penyakit rabies ini merupakan penyakit yang tertular dari hewan, di Indonesia rabies ini terus menyebar ke berbagai wilayah termasuk di Kalimantan Selatan.
Menurut dia, dengan adanya advokasi ini sangat membantu agar lebih memperhatikan akan pengendalian penyakit rabies ini, khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Populasi Anjing di HST didominasi lima wilayah yaitu kecamatan Batang Alai Timur (BAT), Batang Alai Selatan (BAS), Hantakan dan Haruyan dengan jumlah yang tercatat karena dipelihara sekitar 1.100, sementara anjing liar masih sulit terpantau jumlahnya.
Rabies adalah penyakit menular yang bersifat akut dan disebabkan oleh virus dan dapat menyerang hewan berdarah panas (seperti anjing, kucing, kera, kelelawar dan karnivora liar lainnya), termasuk manusia.
Penyakit ini jadi momok, hingga sekarang sebab dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau bersifat zoonosis, sangat berbahaya karena selalu berakhir pada kematian.