Barabai, (Antaranews Kalsel) - Proses belajar mengajar di beberapa sekolah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, kembali normal setelah beberapa hari libur karena kabut asap yang cukup tebal menyelimuti daerah tersebut.
Penjabat Bupati Hulu Sungai Tengah Ngadimun di Barabai, Kamis mengatakan dari hasil kunjungan yang dia lakukan bersama dinas dan instansi terkait, beberapa sekolah yang sebelumnya sempat diliburkan kini sudah kembali beraktivitas.
"Kita melakukan kunjungan ke beberapa sekolah antara lain ke SDN Pawalutan yang berada di kawasan Trans Pawalutan Kecamatan Banjang Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) perbatasan HST, syukur kini aktivitas belajar mengajar kembali normal," katanya.
Menurut Bupati, keputusan sekolah meliburkan siswa merupakan keputusan yang tepat, ditengah kondisi cuaca buruk, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. salah dan tak perlu menunggu "Silahkan para kepala sekolah mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah, namun jangan lupa memotivasi siswa agar tetap belajar dan memberi pelajaran tambahan, saat udara sudah normal," katanya.
Pada kunjungan mendadak itu pula, Ngadimun kembali menyampaikan surat edaran Kemendikbud, terkait langkah yang dilakukan sekolah-sekolah selama bencana kabut asap.
Kepala Sekolah Darkani, mengatakan, pihaknya semmpat meliburkan siswa selama lima hari, karena kabut asap yang sangat pekat.
"Pada saat itu tiap hari sekolah dikepung asap, karena kebakaran lahan yang cukup luas, di daerah perbatasan dua kabupaten,"kata Darkani.
Menurut dia, asap tak hanya mengganggu kegiatan belajar, tapi juga mengganggu kesehatan tenaga pengajar dan tetapi para siswa mengalami batuk-batuk.
"Daripada sakti semua, akhirnya sekolah diliburkan," katanya.
Sebelumnya, Ngadimun juga mengunjungi SMPN 2 Batang Alai Utara juga untuk memastikan bahwa sekolah kembali melaksanakan kegiatan belajar secara normal, tanpa gangguan kabut asap.
Menurut Guru PKN Fauziah, akibat kabut asap yang cukup pekat, terpaksa pihaknya meliburkan 125 orang siswa dan meminta mereka belajar di rumah selama tiga hari.
Kepala Dinas Pendidikan HST Dia Udini mengatakan, sebagai pengganti jam belajar yang dikurangi dan sebagian ada yang dipulangkan, pihak sekolah diminta untuk memberikan jam tambahan seperti jam nol atau setelah pulang sekolah saat cuaca sudah kembali normal.
"Dengan mengganti jam belajar yang hilang, para siswa tetap mendapatkan pelajaran secara lingkup sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan," katanya.d