Wakil rakyat dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut mengemukakan itu, di Banjarmasin, dengan meninggal dunianya H Anang. Ardiansyah dalam usia 77 tahun dinihari Jumat.
"Apalagi almarhum Anang Ardiansyah, seorang pengarang dan penyanyi lagu daerah Banjar yang bukan saja terkenal di Kalsel, tapi juga seantero Kalimantan dan bahkan menasional," katanya.
Menurut politisi muda partai politik (parpol) berlambang gambar ka`bah itu, sulit mencari ganti yang setingkat almarhum untuk daerah Kalsel, terutama dari karya lagu-lagu daerah Banjar.
Pasalnya, lanjut Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Kalsel itu, banyak lagu daerah ciptaan almarhum yang bagaikan peribahasa tidak lapuk karena hujan dan tidak lekang karena panas.
"Sepengetahuan saya, banyak lagu daerah ciptaan almarhum tersebut yang tak tergerus oleh zaman, dan masih terdengar hingga saat ini," ujarnya menjawab Antara Kalsel.
Ia berharap, generasi muda urang Banjar Kalsel bisa mengikuti atau menjadi penerus almarhum dalam kiprah lagu-lagu daerah, yaitu ciptaannya tetap aktual dan tak terlupakan.
Sebagai contoh lagu daerah Banjar Kalsel yang berjudul "Paris Barantai" dengan irama seperti caca itu seakan menjadi idola dan selalu mendapat sambutan hangat bagi pendengarnya, baik warga daerah sendiri maupun orang luar, demikian Asbullah.
Sementara itu, sebelum meninggal dunia, pensiunan tentara tersebut menerangkan, judul lagu Paris Barantai diambil dari nama seorang sosok perempuan cantik bernama Paris berasal dari daerah hulu sungai atau "Banua Anam" Kalsel.
Paris yang berasal dari Pandahan, Kabupaten Tapin tersebut memang mempesona, dan menjadi rebutan laki-laki Banjar ketika itu.
Oleh karena itu pula dalam lirik lagu Paris Barantai tersebut tidak ada satupun kata "paris barantai" kecuali hanya menggambarkan suasana kejiwaan seorang pemuda yang lagi kasmaran atau jatuh cinta.
Gunung Sebatung Kotabaru dan keadaan kapal-kapal laut di kabupaten paling timur Kalsel itu salah satu yang menginspirasi dalam menciptakan lagu Paris Barantai, tutur almarhun selagi hidup menjawab Antara Kalsel.
Di antara lirik lagu Paris Barantai itu; "Kotabaru gunungnya bamega, bamega ombak manampur di sala karang, batamu lawanlah adinda, adinda iman di dada rasa malayang".
Kemudian larik berikutnya; "Burung binti batiti di batang, di batang tabangpang buluh kuning manggading, malam tadi bamimpilah datang, mimpi datang rasa bapaluk lawan si ading".
Anang Ardiansyah, maestro lagu-lagu daerah Banjar Kalsel meninggal dunia dalam usia 77 tahun, dan ketika sakit-sakitan pun melantunkan lagi Paris Barantai pada acara pesta atas permintaan khalayak.
Karya almarhum yang terkenal dengan suara "bariton" itu sedikitnya tercatat 103 judul lagu daerah Banjar dan ada beberapa yang melegenda atau menasional, antara lain "Paris Barantai" yang mendekati irama caca.
Semasa hidupnya, selain sebagai prajurit TNI-AD dengan pangkat terakhir letnan kolonel itu, juga aktif dalam berbagai organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) seperti Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).
Almarhum yang terkenal ramah dan murah senyum itu juga pernah Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kalsel dan mendapat sejumlah penghargaan antara lain dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagi pencipta/pengarang lagu daerah.