Menurut Rozali di Banjarmasin, Senin, potensi perikanan di perairan Kalimatan Selatan sangat besar sehingga bila dikembangkan secara maksimal akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan.
"Pemerintah daerah bisa melakukan koordinasi untuk memanfaatkan hasil penelitian perguruan tinggi sesuai dengan potensi pengembangan masing-masing daerah," katanya.
Tidak perlu seluruh hasil penelitian dimanfaatkan, tambah Rozali, pemerintah cukup memilah hasil-hasil penelitian yang sesuai dengan rencana pembangunan jangka pendek, menengah maupun panjang.
Bappeda masing-masing kabupaten, tambah dia, bisa mengundang para peneliti untuk bisa tukar pikiran hasil penelitian yang dihasilkan dan paling sesuai dikembangkan sesuai karakter dan potensi daerah masing-masing.
Menurut Rozali, saat ini sumber daya manusia Kalsel di sektor perikanan cukup memadai, tidak sedikit doktor perikanan yang memiliki kompetensi dan kemampuan cukup untuk pengembangan sektor ini.
"Tinggal bagaimana sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah dibangun, untuk memaksimalkan pengelolaan potensi yang ada," katanya.
Kalau kerja sama, kata dia, pada dasarnya sudah dilakukan antara pemerintah dan perguruan tinggi, mungkin kerja sama tersebut harus terus ditingkatkan.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menggali potensi kelautan dan perikanan di lima kabupaten setempat yang wilayah pesisirnya panjang dan terbentang luas.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kalsel Isra mengatakan, wilayah pesisir lima kabupaten itu terbentang panjang dan luas sehingga potensinya perlu terus digali," katanya.
Lima kabupaten potensial dengan wilayah pesisir yang luas yakni Tanah Bumbu dengan garis pantai 162,47 km, Kotabaru 919,8 km, Tanah Laut 175,63 km, Banjar 4,41 km dan Batola 17,86 km.
Potensi perikanan Kalsel meliputi garis pantai 1.290,17 km, perairan umum satu juta kilometer, kolam 2.400 hektare, tambak 53,382 hektare dan sawah 3.572 hektare.
Menurut dia, potensi wilayah pesisir itu terutama perikanan masih belum digarap maksimal karena kurangnya sarana prasarana penangkapan ikan oleh warga setempat.
Kondisi itu, kata dia, disikapi melalui pemberian bantuan kepada nelayan wilayah pesisir dalam bentuk hibah berupa kapal penangkap ikan agar tangkapannya lebih banyak.
"Ada tujuh unit kapal dengan berat 30 GT yang dihibahkan Pemprov Kalsel kepada nelayan dan puluhan unit kapal 10 GT yang merupakan bantuan pemda," ujar Isra.
Ia mengatakan selain menyerahkan hibah kapal penangkap ikan, Pemprov Kalsel juga membangun pabrik es di wilayah pesisir untuk membantu nelayan agar bisa mengawetkan hasil tangkapannya.