Jayapura (ANTARA) - Gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) saat ini sudah memasuki edisi ke-20 dan tengah berlangsung di kawasan paling timur Indonesia yaitu provinsi Papua.
Direncanakan pembukaan PON XX Papua 2021 akan dihelat pada Sabtu (2/10) sore waktu setempat dan dijadwalkan akan dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Secara semangat, PON XX Papua 2021 ini memiliki kesamaan dengan PON pertama yang digelar pada 1948 lalu di Surakarta karena penyelenggaraan ini adalah pembuktian dalam melangsungkan sebuah acara akbar.
Sejarah PON 1948 Surakarta
Pada tahun 1948, Indonesia tengah dilanda situasi yang tidak stabil setelah masih bertikai dengan pihak Belanda yang sebelumnya melakukan aksi agresi militer I.
Di tengah ketidakstabilan negara ini, Indonesia juga harus menerima kenyataan tidak bisa mengirimkan atlet-atlet mereka ke ajang Olimpiade London 1948.
Hal ini terjadi dikarenakan Inggris saat itu belum mengakui kemerdekaan Indonesia dan tidak bisa menerima paspor dari negara ini.
Selain itu, Inggris juga menawarkan Indonesia untuk menggunakan paspor Belanda agar bisa berlaga di Olimpiade 1948, namun pada akhirnya usulan tersebut ditolak.
Dihadapkan situasi yang tidak menguntungkan seperti ini, Indonesia akhirnya memilih langkah tegas dengan tidak berpartisipasi di Olimpiade dan membuat pesta olahraga sendiri di Indonesia.
Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) saat itu yang menerima kenyataan ini selanjutnya berencana membuat Pekan Olahraga Nasional pada 9-12 September 1948 di Surakarta.
Pada upacara pembukaan, Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Sukarno mengatakan gelaran PON ini adalah pembuktian Indonesia bisa membuat acara akbar, tidak hanya dalam aspek berolahraga, namun juga dalam semangat menjaga kemerdekaan.
“Pertama-tama mengucap syukur kepada Allah Subhanahuwata’ala bahwa PON berlangsung di alam merdeka bebas. Kemudian menyatakan perasaan bangga atas ikut serta pahlawan-pahlawan dari daerah-daerah pendudukan. Pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi datang di Solo ini tidak untuk berolahraga saja, tapi terutama untuk menunjukkan semangat kemerdekaan yang menyala-nyala,” ujar Presiden Sukarno dikutip dari berbagai sumber.
Pada PON pertama ini, terdapat 9 cabang yang dipertandingkan yaitu atletik, bola keranjang, bulu tangkis, tenis, renang, sepak bola, panahan, bola basket dan pencak silat.
Tidak seperti PON tahun ini, pergelaran pertamanya tidak bisa diikuti oleh semua atlet yang berasal dari pulau Jawa dikarenakan blokade yang diberlakukan oleh Belanda.
Tercatat ada 13 kontigen yang mengikuti PON 1948 ini yaitu Surakarta, Yogyakarta, Kediri, Bandung, Madiun, Magelang, Malang, Semarang, Pati, Jakarta, Kedu, Banyuwangi dan Surabaya.
Pada akhir pergelaran ini, Surakarta berhasil menjadi juara umum, disusul Yogyakarta di peringkat dua dan Kediri yang berada di posisi ketiga.
Secara keseluruhan acara ini berjalan sukses dengan diikuti oleh 600 atlet yang memperebutkan 108 medali dan diperkirakan dihadiri oleh 40 ribu penonton yang hadir di Stadion Sriwedari, Surakarta.
Perkembangan PON Setelahnya
Setelah sukses menggelar perhelatan pertama di Surakarta, PON pada akhirnya berkembang menjadi acara olahraga yang digelar setiap empat tahun sekali walaupun pada tahun-tahun awal digelar tidak seperti itu.
PON kedua diselenggarakan pada 1951 di Jakarta pada 21-28 Oktober 1951 dan pada 1953, tepatnya 20-27 September, Medan berkesempatan menjadi tuan rumah PON yang ketiga. Pada gelaran ini, Jawa Barat berhasil keluar sebagai juara umum.
Selanjutnya tercatat hingga saat ini, sudah ada total 18 PON yang sukses digelar di berbagai daerah di Indonesia dengan catatan PON ke-6 di Jakarta tidak jadi digelar dikarenakan pecahnya peristiwa G30S/PKI.
Semangat yang sama di PON XX Papua 2021
PON XX Papua 2021 direncanakan akan dibuka secara resmi pada Sabtu (2/10) di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Ini merupakan penyelenggaraan PON pertama yang dihelat di tanah Papua setelah sebelumnya pernah digelar di Pulau Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur), Pulau Sumatera (Sumatera Selatan), Pulau Kalimantan (Kalimantan Timur) dan Pulau Sulawesi (Sulawesi Selatan).
Pada gelaran PON ini, ada semangat yang dibawa oleh tuan rumah yaitu menunjukkan bahwa Papua bisa menyelenggarakan pesta olahraga terbesar yang ada di Indonesia ini.
Gubernur Papua, Lukas Enembe pada September lalu mengatakan, gelaran PON XX ini meruapakan pertaruhan harga diri dari orang Papua untuk bisa sukses menyelenggarakan acara ini.
"Kami sudah menyampaikan bahwa PON ini merupakan kegiatan orang Papua, pertaruhan harga diri orang Papua. Maka kita semua harus siap dan mendukung agar kegiatan ini berlangsung sukses," ujar Lukas kepada Antara di Timika, 20 September 2021 lalu.
Selain sebagai pertaruhan diri dan ajang pembuktian orang Papua, gelaran PON kali ini juga diminta Lukas Enembe sebagai kesempatan menunjukkan Papua sebagai garda terdepan bangsa Indonesia dalam urusan olahraga.
"Ini adalah kesempatan kami untuk menunjukkan bahwa Papua bisa menjadi garda terdepan bangsa Indonesia dalam urusan olahraga," jelas Lukas pada 9 September 2021 dikutip dari berbagai sumber.
Sejauh ini, gelaran PON di Papua berjalan dengan lancar sejak 23 September lalu dengan sukses menyelenggarakan beberapa cabang sebelum nanti secara resmi dibuka sore nanti.
Seperti slogan PON XX Papua 2021, 'Torang Bisa!' yang berarti kita bisa, menunjukan semangat dari seluruh elemen masyarakat Papua yang bisa dan mampu untuk menyelenggarakan acara besar olahraga sebesar PON. Torang Bisa!
Semangat PON pertama pada PON XX Papua 2021
Sabtu, 2 Oktober 2021 14:57 WIB