Barabai (ANTARA) - Plt Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), H M Mahyuni menyatakan terus berbenah dan perbaiki pelayanan penyaluran air kepada pelanggan maupun manajemen perusahaan, Selasa (27/7) di Barabai.
Ia tidak menampik, kalau aspek penilaian kinerja dari Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Kementerian PUPR, saat ini PDAM HST memang trendnya masih rendah.
"Keuangan perusahaan juga sudah diaudit oleh BPKP, namun hasilnya belum keluar. Kita akan benahi itu dan perbaiki bersama agar ke depan manajemen perusahaan kembali sehat," kata pejabat Esselon II yang baru jalan tiga bulan ini menjabat sebagai Plt Direktur PDAM HST.
Ia menyebutkan, ada sekitar 19 ribu lebih pelanggan PDAM HST sampai saat ini. "Memang pasca banjir tadi beberapa mesin sempat mengalami kerusakan yang parah namun secara bertahap terus diperbaiki," kata Mahyuni.
Operasional menurutnya juga masih terpengaruh pascabanjir bulan Januari lalu, karena ada elektronikal atau beberapa alat yang tidak sempurna lagi. "Namun kita senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dan kalau ada kerusakan akan semaksimal mungkin secepatnya memperbaiki," ujarnya didampingi beberapa Kasi di PDAM HST.
Ia berharap agar pelanggan atau masyarakat dapat memahami pola perbaikan di PDAM, beda dengan PLN kalau ada kerusakan, diperbaiki langsung nyala. "Kalau di PDAM, satu jam saja kerusakan, menjernihkan airnya saja sampai normal bisa tiga sampai lima hari," katanya.
"Kami sangat mengerti keluhan-keluhan dari para pelanggan itu khususnya air yang keruh. Hal itu pun pasti kami beritahukan kepada masyarakat. Kami pun bersama tim teknisi berusaha secepat mungkin melakukan perbaikan jika kerusakan tidak terlalu parah," ujarnya.
Ia juga mengakui, PDAM memang belum bisa menyumbang terlalu besar untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun prinsifnya di PDAM ini ditegaskan Mahyuni adalah bagaimana memikirkan air tetap mengalir, bukan semata-mata mencari keuntungan, karena masalah air ini merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat.
"Kalau mau untung banyak sebenarnya perusahaan bisa saja menaikan tarif per kubiknya. Karena menurutnya kalau dihitung-hitung, biaya produksi di PDAM memang lebih tinggi.
Namun itu belum dilakukan, walaupun dari analisa kajian, agar keuangan perusahaan sehat dan menguntungkan maka tarif bawah dan atas harus dinaikan minimal sekitar Rp 7 ribu per meter kubiknya.
"Saat ini di PDAM HST untuk tarif bawah cuma Rp 3.500 dan tarif atas Rp 5 ribu setiap pemakaian sebanyak 0-10 meter kubik," katanya.
Sedangkan rekomendasi dan usulan dari Persatuan Perusahaan air Minum Indonesia (PERPAMSI) adalah tarif bawah Rp 7.492 per meter kubik dan tarif atas Rp 11.510 per meter kubik.
Berikutnya, menanggapi terkait pengadaan zat kimia yang sebelumnya bermasalah, Mahyuni menyerahkan prosesnya sepenuhnya kepada yang berwenang. "Saat ini untuk pengadaan zat kimia penjernih air itu sudah sesuai aturan yang berlaku dan kita juga senantiasa berkoordinasi dengan pihak Kejaksaan ada tidak lagi bermasalah di kemudian hari," tuntasnya.
Baca juga: PDAM HST janji cepat tanggapi keluhan
Baca juga: Berkat Meratus terjaga, HST selamat dari krisis air bersih
Baca juga: Kantor PDAM HST diresmikan dengan anggaran lebih dari lima miliar