Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, sukses mengembangkan kawasan Minapolitan yaitu program budidaya ikan di kolam rawa dan keramba yang dimulai sejak 2012 melalui dana APBD dan APBN.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Ir Suriani di Amuntai Kamis mengatakan, pembangunan kawasan budidaya ikan di kolam rawa dan keramba tersebut telah menelan dana hingga Rp9,4 miliar dari APBD Hulu Sungai Utara (HSU) maupun dari APBN 2012 hingga 2014.
Anggaran tersebut, kata dia, belum termasuk bantuan hibah berupa bibit Gurame 10 ribu ekor dan pakan 400 kilogram, bibit Nila 40 ribu ekor dan pakan 1.325 kilo gram serta mesin pakan dan mesin penyedot lumpur masing-masing satu unit.
Hasilnya, papar Suriani, kini di kawasan Minapolitan yang mencakup tiga kecamatan, yakni Haur Gading, Amuntai Tengah dan Banjang sudah dibangun kolam budidaya ikan sebanyak 24 buah dan jumlah keramba 54 buah, dengan produksi budidaya sejak 2012 mencapai 14.677, 27 ton.
Kecamatan Haur Gading merupakan kawasan utama Minapolitan yang ditunjang kawasan penopang (hinterland) yakni Kecamatan Amuntai Tengah dan Banjang.
"Komoditas budidaya ikan yang dikembangkan terutama Patin, Nila dan ikan Mas," katanya..
Suriani mengatakan komoditas, ikan Patin yang berbesar dibudidayakan pada kolam ikan dan keramba mencapai 5242 ton, Nila 106, 37 ton, ikan Mas 120,87 ton dan jenis ikan lainnya 9106, 11 ton.
Dikatakan di kawasan Minapolitan tidak hanya dikembangkan kegiatan budidaya ikan tetapi juga produk hasil olahan ikan, pengolahan pakan ikan dan pelatihan petani nelayan.
"Teknologi yang diterapkan pada kawasan minapolitan berupa probiotik dengan tenaga pelatih bersertifikasi CBIB," tutur Suriani.
Dikatakan, kawasan minapolitan menjadi wadah petani dari kecamatan lain untuk belajar budidaya ikan di kolam rawa, bahkan petani dari luar Kabupaten HSU sudah banyak melakukan studi banding di kawasan ini.
Pembangunan Kawasan Minapolitan juga dilakukan melalui lintas sektoral seperti Dinas Pekerjaan Umum yang membangun sarana infrastruktur seperti pembuatan gang desa, pengaspalan jalan desa, rehab titian, pembangunan septiktank bersama (komunal) dan peninggian jalan gang.
Namun kawasan minapolitan saat ini, tutur Suriani, masih menghadapi sejumlah kendala seperti ketersediaan dan kualitas air yang cenderung mengalami perubahan karena cuaca dan pencemaran air lainnya.
Selain itu, kata dia, kapasitas dan kelembagaan petani yang masih lemah serta masih rendahnya dukungan inovasi teknologi, permodalan dan infrastruktur.
"Masih kurangnya Informasi pasar, usaha pengolahan dan pemasaran juga menjadi kendala yang menjadi tugas kedepan yang perlu dibenahi," tutur Suriani.
Suriani juga berharap kerja sama stakeholder terkait juga perlu ditingkatkan di masa-masa mendatang agar pengembangan Kawasan Minapolitan bisa semakin pesat.
Ia menginformasikan dari 219.210 penduduk Kabupaten HSU, sebanyak 33.460 orang bekerja di sektor perikanan.
Saat ini, katanya taraf hidup kelompok petani di Kawasan Minapolis semakin meningkat dengan pendapatan kelompok mencapai miliaran rupiah pertahun.
"Selain mendapat pinjaman lunak dari usaha simpan pinjam perikanan, kelompok petani di Kecamatan Haur Gading juga berhasil mendapat pinjaman dari program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) dari Bank Nasional Indonesia (BNI) mencapai Rp2 miliar lebih," kata Suriani.
HSU Sukses Kembangkan Kawasan Minapolitan
Kamis, 7 Mei 2015 18:48 WIB
Komoditas budidaya ikan yang dikembangkan terutama Patin, Nila dan ikan Mas,"