Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provensi Kalimantan Selatan Ikhlas menyatakan, semua BLHD di provinsi ini kompak melakukan usaha penanganan pencemaran Sungai Barito yang kini tercemar berat.
Hal demikian dinyatakannya dalam rapat koordinasi teknis bidang lingkungan hidup Provensi Kalsel bertema "Keterpaduan Program Teknis Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Mutu Air Sungai", di Aula Balaikota Banjarmasin, Selasa.
Dikatakan Ikhlas, bahwa sungai terpanjang di Asia ini, yakni, sungai Barito yang Daerah Aliran Sungainya (DAS) meliputi Kalimantan Selatan bagian hilir dan kalimantan Tengah bagian hulu, kini dalam keadaan tercemar berat, dan ini perlu ditangani bersama dengan program yang bersinergi.
"Sebab anak-anak sungainya (Sungai Barito) ada di hampir semua Kabupaten/kota provensi kita, dan cukup besar pula menyumbang pencemarannya," katanya.
Sebagaimana, kata dia, Sungai Martapura, Sungai Tabalong, dan Balangan, yang kesemuanya bermuara di Sungai Barito.
Menurut dia, pola penangan pencemaran air sungai di daerah anak sungai Barito ini perlu terpadu dilakukan seluruh BLHD yang menangani peningkatan kualitas air sungai tersebut.
"Selama inikan belum padu, kami di BLHD begini melakukan penanganan, belum tentu sama dengan apa yang dilakukan BLHD di daerah-daerah, dengan adanya rapat koordinasi ini harapannya bisa padu nanti program diantara kita yang terfokus satu penanganan dengan aksi nyata," paparnya.
Deputi II Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Budi Kurniawan mengungkapkan, secara metodologi perairan Kalsel dicemari limbah kegiatan industri, rumah sakit dan kebanyakan dari rumah tangga.
"Pastinya air sungai yang sudah tercemar limbah ini sangat berbahaya bagi kesehatan jika dikosumsi langusung," ungkapnya.
Ia mengatakan, kualitas air sungai Barito masih berada di kelas IV yakni kategori paling jelek.
"Tapi masih bagus dibandingkan sungai di Jakarta yang kelas airnya tidak jelas," timpalnya.
Dia pun sependapat, bahwa penanganan pencemaran air di Kalsel ini harus dilakukan secara terpadu dan melibatkan semua daerah. Mengingat, aliran sungai membentang di semua daerah.
"Kita di Kementerian LHK pastinya sangat mendukung," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang dan Sumber Daya Air Pusat Pengelolaan Ekoregion Kalimantan, KLH RI Sasmita Nugroho menyatakan siap memfasilitasi BLHD provinsi, BLHD kabupaten dan kota untuk menangani pencemaran DAS Barito ini.
Baginya, kalau ada komitmen bersama, ia yakin, 10 tahun mendatang kualitas air sungai di Kalsel sudah normal. Apalagi, sungai bisa membersihkan sendiri, asalkan beban pencemaran tidak ditambah.
Saat ini, lanjut dia, upaya paling efektif adalah membentuk kesadaran warga untuk menjaga, tidak merusak dan mencemari sungai. Sebab, 70 persen pencemaran air sumbangan limbah rumah tangga domestik.
Kepala BLHD Banjarmasin Hamdi mengatakan, sengaja menggelar acara pertemuan BLHD se-Kalsel guna keterpaduan program meningkatkan kualitas air sungai. "Kalau di hulu saja yang menjaga, tapi di hilir tidak. Tentunya menjaga sungai menjadi percuma," katanya.
Tapi dia optimis, terbentuknya komitmen semua instansi terkait untuk menjaga air sungai dari perusakan dan pencemaran, maka kualitas air sungai di Kalsel makin membaik.