Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini kerja sama multilateral memiliki peran penting dalam proses pemulihan ekonomi dampak pandemi COVID-19 karena krisis ini merupakan persoalan global.
“Saat ini ada pandemi, sekali lagi menunjukkan bahwa kita tidak bisa bekerja sendiri,” kata Sri Mulyani ketika menjadi panelis dalam B20 Saudi Arabia Summit secara virtual di Jakarta, Senin.
Menurut dia, memasuki era vaksinasi agar keluar dari pandemi memerlukan kerja sama lebih kuat antarnegara atau kerja sama multilateral.
Baca juga: Penerimaan perpajakan hingga 30 September 2020 terkontraksi 14,1 persen
Ia optimistis kerja sama multilateral dalam penanganan masalah global seperti pandemi COVID-19 akan membuat lebih efisien, lebih baik dan transparan.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menambahkan ketika satu negara ingin memastikan negaranya aman dengan vaksinasi, negara tersebut tidak bisa hanya menutup diri, namun harus tetap bekerja sama karena ada mobilitas manusia.
Untuk itu, lanjut dia, tetap diperlukan komunikasi dan kerja sama antarnegara salah satunya untuk memastikan akses terhadap vaksin untuk semua negara.
“Jadi anda tidak bisa membiarkan negara lain untuk tidak punya vaksin dan membiarkan mereka berjuang dan kemudian satu negara akan baik-baik saja. Itu bukan cara yang baik untuk pemulihan ekonomi,” katanya.
Tak hanya masalah pandemi, persoalan perubahan iklim hingga disrupsi teknologi digital khususnya perdagangan juga merupakan persoalan global yang membutuhkan kerja sama multilateral.
Baca juga: Menkeu: Pemerintah anggarkan Rp 695,2 triliun untuk penanganan COVID-19
“Jadi suka atau tidak, percaya atau tidak dengan kerja sama multilateral, menangani masalah ini harus melalui kerja sama global, karena tidak mungkin diselesaikan sendiri,” katanya.
Sri Mulyani menjadi salah satu panelis pada B20 Saudi Arabia Summit bertajuk Redesigning Multilateralism for a new era.
Hadir dalam kesempatan virtual itu juga Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgiva, Sekretaris Jenderal Badan Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD) Mukhisa Kituyi dan Mantan Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan DUnia (WTO) Roberto Azevedo.