Banjarbaru (ANTARA) - Cairan penyanitasi tangan (hand sanitizer) produk petani Desa Jingah Habang, Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar menghiasi hampir seluruh ruangan Perpustakaan Daerah Kalsel atau Perpus Palnam.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalsel Nurliani Dardie di Banjarbaru, Kamis mengatakan, pihaknya membeli cairan pembersih tangan itu untuk membantu petani bunga yang terdampak COVID-19.
"Hampir seluruh ruangan Perpus Palnam ada hand sanitizer beraroma bunga produk petani Desa Jingah Habang. Pengunjung maupun pegawai bisa memakainya untuk mencegah penularan virus," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya memborong hand sanitizer produk kelompok Tani Bina Bersama Desa Jingah Habang yang kesulitan memasarkan produk karena terdampak pandemi COVID-19 sejak bulan Maret lalu.
"Kasihan mereka selama pandemi COVID-19 ini, tidak ada yang membeli bunga karena kegiatan keagamaan berkurang, juga kunjungan ke makam menurun sehingga pemakaian bunga tidak banyak lagi," ungkapnya.
Dikatakan, selain di Perpus Palnam, hand sanitizer produk lokal itu juga akan ditempatkan di perpustakaan Jalan Pierre Tendean Banjarmasin dan Depo Arsip Banjarbaru sehingga bisa membantu petani setempat.
"Kami akan membeli produk petani secara rutin dan dalam jumlah banyak sehingga membantu petani. Harapan kami, SKPD lain di Pemprov Kalsel dan kabupaten kota lain membelinya juga memanfaatkan produk lokal," katanya.
Disebutkan, produk olahan petani bunga Desa Jingah Habang berupa hand sanitizer aroma bunga mawar, melati dan kenanga, hingga air mawar sebagai penyegar muka dan campuran kosmetik.
Ditambahkan, pemanfaatan produk lokal merupakan salah satu wujud perpustakaan berbasis inklusi sosial yang mengedepankan kesejahteraan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat melalui literasi.
Hand sanitizer petani Jingah Habang hiasi Perpustakaan Palnam
Kamis, 13 Agustus 2020 6:08 WIB
Kami akan membeli produk petani secara rutin dan dalam jumlah banyak sehingga membantu petani. Harapan kami, SKPD lain di Pemprov Kalsel dan kabupaten kota lain membelinya juga memanfaatkan produk lokal