Kandangan (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), H Syaifullah Tamliha, memberikan perhatian khusus terhadap insiden penyerangan oleh Orang Tak Dikenal (OTK) yang terjadi di Polsek Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Senin (1/6) dinihari.
Ia mengatakan, meskipun sampai saat ini polisi belum mengumumkan hasil penyidikan atas modus pelaku penyerangan terhadap mapolsek Daha Selatan, HSS, namun aparat dari Polri dan TNI perlu meningkatkan kewaspadaan.
"Kewaspadaan ini diperlukan dalam antisipasi kemungkinan adanya simpatisan Islamic State of Iraq and Suriah(ISIS) yang meniru gaya dan cara melalui media sosial," katanya, saat memberikan keterangan melalui sambungan telepon.
Baca juga: Video - Polsek Daha Selatan diserang orang tak dikenal, satu anggota polisi meninggal
Dijelaskan dia, radikalisme di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) perlu ditumpas agar tidak menjalar kepada masyarakat lainnya, dengan melibatkan tokoh ulama sehingga pemahaman pemeluk agama Islam yang mayoritas di Kalsel bisa dicerna secara kafah atau komprehensif.
Program deradikalisme hendaknya terus-menerus dilakukan meskipun dalam suasana pandemi COVID-19 saat ini sedang berlangsung, termasuk di daerah, dan kewaspadaan TNI dan Polri mesti dilakukan.
Menurut dia, hal ini dilakukan TNI dan Polri sebab kedua lembaga tersebut telah mendapatkan tugas, sebagaimana diatur berdasarkan hasil revisi Undang-Undang (UU) tentang tindak pidana terorisme. maka intelijen TNI dan Polri bisa bertindak sebelum terjadinya aksi teror.
Diberitakan sebelumnya diberitakan, seorang pelaku yang merupakan OTK melakukan penyerangan di Polsek Daha Sejahtera, dengan lebih dahulu melakukan pembakaran satu unit mobil patroli dinas Polsek Daha Selatan yang terpakir di halaman polsek setempat.
Baca juga: Anggota Polsek Daha Selatan korban penyerangan, sosok muslim yang baik
Setelah itu, pelaku kemudian melakukan penyerangan terhadap salah satu anggota Polsek dan sempat terjadi perlawanan hingga mengakibatkan korban anggota Polri Brigadir Leo Nardo Latupapua meninggal dunia.
Rekan korban yang mendengar keributan yang terjadi kemudian mendapati korban dalam keadaan luka parah dan sempat dikejar pelaku, kemudian meminta bantuan dari Polres HSS, setelah bantuan dari Polres HSS datang maka pelaku dapat dilumpuhkan dengan tembakan dan meninggal dunia.
Dari barang bukti yang diamankan di TKP ditemukan beberapa simbol dan bendera ISIS, baik yang terpasang di pagar polsek dan lantai ruangan Polsek, serta selembar surat wasiat bernada ajakan jihad dari pelaku.
Anggota DPR RI minta aparat waspada kemungkinan adanya simpatisan ISIS
Senin, 1 Juni 2020 20:57 WIB
Program deradikalisme hendaknya terus-menerus dilakukan meskipun dalam suasana pandemi COVID-19 saat ini sedang berlangsung, termasuk di daerah, dan kewaspadaan TNI dan Polri mesti dilakukan,