Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kebangpol) Kalimantan Selatan Hermansyah Manap mengharapkan, peristiwa "Jumat Kelabu" pada penghujung masa kampanye Pemilihan Umum tahun 1997 di provinsi ini jangan terulang.
"Memang potensi konflik dalam Pemilihan Umum (Pemilu) selalu ada," ujarnya sebelum menghadiri apel deklasi damai partai politik (Parpol) peserta Pemilu tahun 2014, di Banjarbaru (35 km utara Banjarmasin), Rabu.
"Walau potensi konflik selalu ada dalam setiap Pemilu, tapi kita berharap, peristiwa Jumat Kelabu 1997 cukup merupakan yang pertama dan terakhir bagi Kalsel yang kini berpenduduk mencapai 3,6 juta jiwa," lanjutnya.
Peristiwa Jumat Kelabu, hari terakhir putaran masa kampanye Pemilu 1997, yang hampir meluluhlantakkan perekonomin provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota tersebut, terutama Kota Banjarmasin yang merupakan tempat kejadian.
Bahkan peristiwa pada Jumat dan usai melakukan peribahadan (shalat) itu, juga meminta banyak korban jiwa, yang tidak diketahui dengan pasti jumlahnya dan masih merupakan misteri sampai saat ini.
"Namun demikian, bersama pihak terkait, seperti dengan aparat kepolisian, kami selalu mewaspadai terhadap segala sesuatu yang bisa menimbulkan konflik," kata mantan Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel tersebut.
Selain itu, dia mengajak semua pihak atau elemen masyarakat, tidak terkecuali partai politik (parpol) dan para calon anggota legislatif (caleg) untuk bersama-sama menjaga situasi dan kondisi Kalsel yang sudah kondusif.
"Saya kira masyarakat kita, Kalsel khususnya juga sudah semakin sadar dalam Pemilu, sehingga tidak akan mau berbuat yang bukan-bukan, yang tidak saja dapat merugikan diri sendiri, tapi juga terhadap orang banyak," katanya.
Mengenai "money politics" (politik uang), menurut dia, perlu penyamaan persepsi agar tidak menimbulkan persoalan hukum atau permasalahan lain yang tak diinginkan bersama.