Ia mengatakan, perkembangan COVID-19 di Kabupaten HSS tepat 45 hari setelah pembahasan yang dilakukan pada 5 Maret 2020 tentang kebijakan pembahasan virus Corona di Rapat Koordinasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HSS di aula Dinas Kesehatan (Dinkes) HSS.
"Secara teknis, perkembangannya akan disampaikan Dinkes HSS. Saya selaku Bupati HSS mengingatkan masyarakat HSS harus serius dalam menghadapi COVID-19 ini karena perkembangannya akan semakin terasa," katanya, dalam konferensi pers Gugus Tugas COVID-19 HSS, di Kandangan, Kamis (16/4).
Dijelaskan dia, jumlah PDP meningkat walaupun ODP menurun, pertanda harus lebih serius masyarakat HSS dalam menyikapi kondisi saat ini. Imbauan pemerintah agar warga cuci tangan pakai sabun, memakai masker dan menjaga jarak harus dipatuhi.
Termasuk kesadaran masyarakat yang datang dari luar daerah untuk segera menginformasikan ke lembaga kesehatan, harus dilakukan. Karena kejujuran masyarakat sangat penting, bagi kebaikan bersama. Kalau jujur berarti tidak akan ada korban lain, dan kalau tidak jujur tidak menutup kemungkinan bisa mengorbankan orang lain.
Video-HSS zona merah, ini penjelasan lengkap bupati dalam konferensi pers
Baca juga: PDP di RSUD Kandangan bertambah jadi delapan, terkonfirmasi positif satu
PDP rata-rata terjadi karena perjalanan dari luar daerah, ketahuan setelah diajak diskusi, padahal di awal ada yang bilang tidak kemana-mana. Maka diharapkan kejujuran dan jangan mempersulit pemerintah atau petugas kesehatan.
"Himbauan agar ditaati, baik dari MUI dan pemerintah, jangan dianggap sebagai lelucon dan guyonan ini serius sekali," katanya.
Bupati, didampingi Wakil Bupati HSS Syamsuri Arsyad, Sekda HSS HM Noor dan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Brigjend H Hasan Basry Kandangan, Hj Rasyidah mengatakan, beberapa waktu lalu pihaknya melaksanakan video converence dan diingatkan supaya hati-hati jangan sampai daerahnya masuk zona merah. Faktanya, tanda-tanda HSS masuk ke arah sana kesana sudah ada," katanya, didampingi
Menurut dia, diperlukan sikap arif dan bijaksana, untuk mentaati dan memahami seluruh kebijakan yang ditetapkan, dengan tujuan untuk menyelamatkan masyarakat secara keseluruhan.
"Jangan main-main karena ini serius sekali, dan terpenting peran serta masyarakat untuk patuh terhadap berbagai himbauan, baik dari Polri dengan Maklumat Kapolri, MUI dan pemerintah daerah," katanya.
Apabila warga taat, disiplin pribadi keluarga dan organisasi, kalau ada keluarga yang datang agar dilaporkan, agar bisa dideteksi lebih awal maka akan mampu memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Pemerintah akan senantiasa hadir dan ada di tengah-tengah masyarakat, sudah ada bantuan bagi warga yang terdampak COVID-19, baik dari pemerintah maupun swasta, berupa jaring pengaman sosial.
Baca juga: Perusahaan sawit di HSS terapkan protokol pencegahan COVID-19
"Masyarakat juga bisa berperan dan saling bantu, jangan berpikir aku dibantu apa, tapi aku bisa membantu dan memberi apa, kalau mampu beli sendiri masker tidak mesti menunggu bantuan masker dari pihak lain dan desa, karena sangat dibutuhkan uluran tangan bersama, minimal doa dan tidak memberikan komenter yang menyudutkan orang lain," katanya.
Persoalan ini, kata dia, perlu dukungan semua pihak, sehingga tercipta suasana nyaman dan tenang bersatu melawan COVID-19.
Dari segi ibadah ibadah sudah ada dari MUI, pengaturan tidak boleh berkumpul orang banyak ada dari Maklumat Kapolri, dan selaku kepala daerah ia kembali mengingatkan karena situasi ini sudah serius sekali, jangan dianggap main-main dan lelucon.
Pemerintah akan berkoordinasi dengan polisi, agar jangan ada orang yang memperkeruh situasi seperti ini, termasuk di media sosial, jangan ada bermain di tengah perjuangan bersama ini dan ditengah-tengah para medis berjuang merawat para pasien.
Juru bicara Gugus Tugas COVID-19 HSS, Siti Zainab mengatakan telah menerima hasil tes swab dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Banjarbaru, satu pasien berstatus ODP di HSS, usia 42 tahun terkonfirmasi positif.
"HBS-9, Laki-laki (42) Warga dari Kecamatan Padang Batung, HSS merupakan ODP yang pulang dari perjalanan ke Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) dari 22 Maret 2020 lalu, saat ini sudah menjadi pasien, kondisi stabil dan kami juga telah mengisolasi keluarganya," katanya.