Oleh Imam Hanafi
Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Bupati Kotabaru, Kalimantan Selatan, Irhami Ridjani menyatakan gas metan atau CH4 yang ada di Bungkukan, Kelumpang Barat, Kotabaru, akan mulai diproduksi pada 2014.
"Insya Allah pada 2014 nanti gas metan di Bungkukan sudah mulai diproduksi oleh perusahaan," kata Irhami, Minggu.
Investasi yang bernilai triliunan rupiah tidak menggunakan perusahaan asing, melainkan dilakukan perusahaan dalam negeri.
Saat ini, lanjut dia, perusahaan pertambangan gas sedang melakukan pengeboran sumur-sumur yang akan digunakan untuk mengeksploitasi gas metan dari perut bumi.
Dalam kesempatan berbeda, bupati menjelaskan, deposit gas metan di Bungkukan, Kelumpang Barat, jauh lebih besar dibandingkan yang ada di Kalimantan Timur.
"Menurut hasil penelitian, potensi metan di Bungkukan lebih besar dari yang di Kaltim," ujar Bupati, tanpa menyebutkan jumlahnya secara detail.
Potensi gas metan tersebut, kata bupati, setelah dilakukan eksplorasi diharapkan dapat segera dieksploitasi untuk kesejahteraan masyarakat Kotabaru.
"Kami ingin potensi yang ada ini kita manfaatkan untuk kemaslahatan umat bersama," lanjutnya.
Selain Pamukan Barat, Kabupaten Kotabaru juga memiliki potensi minyak dan gas, seperti di Pulau Larilarian.
Pulau Lari-Larian yang memiliki panjang sekitar 340 meter dengan lebar sekitar 146 meter atau total luas 3,5 hektare tersebut terletak di ordinat LS 03 drajat 32`53" dan BT 117 derajat 27`14".
Pulau yang luasnya sekitar 3,5 hektare tersebut memiliki potensi minyak dan gas bumi. Sebuah perusahaan swasta telah siap melakukan eksploitasi sumber daya alam di Pulau Larilarian atau Blok Sebuku.
Akhmad Rivai MSi, saat masih menjabat Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kotabaru, mengakatan, gas yang terkandung di dalam perut bumi Larilarian tersebut merupakan gas kering (dry gas) dengan kandungan 97-98 persen metana 0,5-0,75 mol persen CO2 dan 0,2-0,32 mol persen nitrogen dan 0 persen H2S.
Perusahaan PT Pearl Oil sebagai perusahaan yang akan mengeksploitasi potensi gas di Larilarian itu mengharapkan "delivery rate" atau tingkat pengiriman dari pengoperasian enam sumur adalah 100 Million Metric Standard Cubic Feet per Day (MMSCTD) atau 100 juta standar metrik kaki kubik per hari.
Menurut perkiraan sementara, rencananya gas di Blok Sebuku itu akan dieksploitasi hingga 2020 atau selama sekitar sembilan tahun.