Jakarta (ANTARA) - Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) saat ini melakukan aksi penanganan di fase tanggap darurat kepada para korban banjir yang terdampak di wilayah Jabodetabek akibat hujan deras yang melanda sejak Selasa (31/1) sore.
"Aksi tanggap darurat ini kami lakukan dalam rangka merespon besarnya dampak banjir di kawasan DKI Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi," kata Presiden ACT Ibnu Khajar di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan penanganan dalam fase tanggap darurat tersebut meliputi banyak hal, baik itu evakuasi maupun pemberian layanan medis kepada masyarakat yang terdampak banjir.
Kemudian terdapat pula penanganan berupa pendirian posko kemanusiaan dan dapur umum. Terakhir, pendistribusian logistik atau bantuan bagi para korban.
Ia menyampaikan dalam penanganan banjir di wilayah Jabodetabek secara umum, ACT menerapkan total disaster management atau manajemen bencana total.
"Ini mulai dari fase tanggap darurat hingga pemulihan," ujarnya.
Untuk fase tanggap darurat tim ACT sudah siaga sejak Rabu (1/1) dan tersebar di titik-titik yang terdampak banjir paling parah. ACT mengevakuasi warga dengan mendistribusikan bantuan melalui armada-armada kemanusiaan.
Sejauh Ini, ACT telah menurunkan sebanyak lima regu penyelamat di wilayah-wilayah terdampak banjir. Hal pertama yang dilakukan adalah proses evakuasi warga yang terjebak banjir di rumahnya.
Bahkan, saat ini evakuasi warga terus berlangsung di titik-titik yang parah di antaranya Pondok Gede Permai Bekasi, Ciledug Tangerang, Bidara Cina Jakarta Timur dan lainnya.
Selain itu, ACT juga mengerahkan Ambulance Pre-Hospital atau pra-rumah sakit ambulan ls dalam proses evakuasi korban banjir di Jabodetabek.
Salah satunya ialah pada Kamis (2/1) dimana armada dilengkapi peralatan medis untuk pertolongan pertama bagi pasien tersebut mengevakuasi lansia di wilayah Pondok Gede Permai, Bekasi.
"Lansia tersebut mengalami luka saat berusaha menyelamatkan diri dari banjir," katanya.*