Amuntai (ANTARA) - Badan penelitian dan pengembangan daerah (Balitbangda) Provinsi Kalimantan Selatan melakukan penelitian dan kajian terhadap pengembangan produk olahan Itik Alabio.
Kepala Balitbangda Kalsel Muhammad Yamin di Banjarbaru belum lama mengungkapkan berbagai permasalahan terkait produk olahan Itik Alabio yang belum secara signifikan menjadi brand kuliner di wilayah Kalsel khususnya.
"Meskipun Itik Alabio adalah plasma nutfah Khas Kalsel namun produk olahannya belum menjadi merk dagang (branding) misal di Banjarmasin, Martapura dan Banjarbaru sangat jarang ditemui rumah makan Itik Alabio," ujar Amin.
Amin juga mengatakan, produk olahan seperti dendeng, krupuk dan kemasan daging itik juga jarang ditemui di toko maupun super market, padahal Itik alabio sangat terkenal hingga diluar provinsi Kalsel.

Berdasarkan analisa sementara, produk olahan daging Itik Alabio hanya meningkat pada masa-masa tertentu, justru lebih menonjol pada produk telor Itik Alabio sebagai penyumbang produksi telor terbesar di Kalsel.
Dikatakan, selama 8 bulan sejak Februari 2019, Balitbangda Kalsel telah menugaskan sebanyak tiga orang peneliti untuk mengkaji permasalahan terkait Itik Alabio, mulai dari aspek hulu hingga hilir.
Peneliti yang ditugaskan pihak Balitbangda Kalsel yakni Siska Fitriyanti, S.Si, MP, Ir H.Gusti Syahrani Noor dan Herry Azhar Pradana, B.Com, MBA.

Balitbangda ingin mengetahui kondisi rantau pasok (supply chain) dan permasalahannya, lalu langkah strategis yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomis dan pengembangan produk olahan Itik Alabio.
Berdasarkan penelitian, peternakan Itik
Alabio di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) memang cenderung terarah sebagai penghasil telor Itik, karena Itik alabio dapat menghasilkan 200-250 butir telor pertahun perekornya.
"Permintaan pasar terhadap telor Itik alabio juga stabil dibanding dagingnya," ujar satu peneliti Siska Fitriyanti.
Siska mewakili dua peneliti lainnya menyampaikan hasil penelitian Itik Alabio ini pada seminar akhir kajian branding dan produk olahan Itik alabio di Aula Balibangda Kalsel di Banjarbaru, Kamis (24/10).
Ia mengakui jika ketersediaan bahan baku Itik alabio pada dasarnya terjaga, hanya saja mayoritas sebegai penghasil telor, sehingga ketersediaan sebagai Itik pedaging agak minim, mengakibatkan pelaku bisnis di Kalsel lebih memilih itik jenis lain yang ketersediaannya lebih terjamin.

Menurut tim peneliti, langkah strategis yang perlu dilakukan titik beratnya lebih kepada pelaku bisnis, sedangkan intevensi pemerintah daerah yang dapat dilakukan disektor ini hanya sedikit.
Para peneliti memberikan beberapa rekomendasi kepada pemeritah daerah khususnya agar dapat mengendalikan sebaran bibit itik Alabio dari bantuan pemerintah misalnya dari BPTU dengan cara memisahkan/membedakan daerah distribusi bantuan dengan jangkauan distribusi para produsen lokal terutama di HSU dan sekitarnya.
"Pada saat tertentu suplai itik melimpah karena adanya bibit tambahan tersebut mengakibatkan harga itik menurun tajam, hal ini lah yang membuat budidaya itik alabio non petelor semakin kurang diminati," terang Siska.
Terkait permintaan pasar terhadap Itik alabio pedaging yang rendah maka yang perlu dilakukan pemerintah adalah menjadikan koperasi sebagai prosen karkas Itik alabio dalam bentuk 'cold meat'.
Pemerintah, katanya, sekaligus memfasilitasi jalur pemasaran cold meat pada rumah makan dan perhotelan didaerah setempat, dengan demikian dapat mengurangi stok yang melimpah.
Lebih lanjut Siska juga menyarankan pemerintah menyediakan rumah potong unggas untuk memenuhi kebutuhan pasar moderen terhadap cold meat yang bersertifikasi, termasuk program vaksinasi unggas yang regulasi dan penerapannya lebih ketat.
Tidak bisa dihindari bahwa di era kemajuan teknologi informasi, pemanfaatan platform digital untuk bisnis kuliner harus dilakukan optimal, sehingga perli dilakukan sosialisasi dan pelatihan bagi pelaku usaha produk olahan Itik Alabio.
"Tidak salah juga jika pada setiap event kedinasan, pemerintah mempelopori dengan menggunakan kuliner Itik Alabio, hal ini juga sebagai bentuk promosi dari pemerintah," katanya.
