Banjarmasin (ANTARA) - Grand Final Utuh dan Aluh Sasirangan 2019 yang dilaksanakan di Hotel Aria Barito, Banjarmasin, diikuti sekitar empat belas orang finalis, yang terdiri 7 orang laki-laki (Utuh) dan 7 orang perempuan (Aluh).
Sebelumnya, jumlah seluruh peserta kegiatan yang dilaksanakan Yayasan Pencinta Sasirangan (YPS) itu berjumlah 106 orang. Setelah dilakukan penyaringan, terpilihlah 14 orang finalis yang masuk dalam malam grand final.
Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina mengatakan, dengan adanya kegiatan tersebut, selain dapat mempertahankan budaya dan kearifan lokal, secara tidak langsung juga bisa memperkenalkan kain sasirangan kepada khalayak dunia.
Terlebih, lanjutnya, kain yang dulunya khusus dipakai kaum bangsawan Banjar itu, kini semakin banyak motif dan coraknya, sehingga kian diminati semua kalangan.
Baca juga: JNE Banjarmasin bantu promosikan produk UKM Kalsel ke nasional
“Saya kira tidak salah rasanya kalau kemudian kain sasirangan mendunia, dan saat ini berbagai macam inovasi dan kreativistas dilakukan untuk melestarikan kain sasirangan. Mudah-mudahan kain sasirangan tetap lestari sebagai salah satu warisan budaya yang harus kita jaga,” ujarnya, saat menyampaikan sambutannya, Sabtu (24/08).
Tak lama lagi Kota Banjarmasin akan berusia 493 tahun. Diperingatan harijadi nya nanti, terangnya lagi, Kota Banjarmasin akan kedatangan tamu sebanyak 491 orang kepala daerah, yang tergabung dalam Organisasi City Sanitation Summit (CSS).
Kesempatan tersebut, lanjutnya, bisa digunakan masyarakat kota ini untuk membuat souvenir dan cenderamata. “Mudah-mudahan kedatangan tamu-tamu ini semakin banyak membawa kesejahteraan dan juga membawa semangat bagi kawan-kawan yang ikut membuat souvenir, oleh-oleh dan juga menjadi cendera mata bagi kawan-kawan kita yang hadir,” harapnya.
Sementara itu, Ketua YPS, Agus Sasirangan mengatakan, selain menyelenggarakan kegiatan Utuh dan Aluh Sasirangan, YPS juga bergerak dalam hal pelestarian, mempromosikan dan juga mengembangkan kain sasirangan. “Kain sasirangan itu merupakan warisan budaya daerah, jadi kalau bukan kita siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi,” ucapnya.
Di tahun 2019 ini, katanya, YPS berusia genap 6 tahun, dan seluruh pengurus YPS berkomitmen untuk terus belajar, berproses dan terus memberikan kontribusi dalam hal pelestarian kain sasirangan khas Kalimantan Selatan.
Baca juga: HST akan gelar Parisj Van Borneo festival, catat tanggalnya
Baca juga: Kadishut: Gunung Mamake akan menjadi wisata paralayang di Kalsel