Martapura (ANTARA) - Kabupaten Banjar merupakan salah satu daerah dari 13 kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Selatan yang menjadi sentra produksi tanaman pangan dan hortikultura yang dalam istilah Banjar disebut Kindai Limpuar.
Sampai saat ini kontribusi sektor pertanian masih mendominasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan merupakan penyumbang terbesar mulai tahun 2015 terhadap pertumbuhan ekonomi setelah sektor pertambangan.
Baca juga: Bupati Banjar Dan Wakil Hadiri hari Jadi Tapin
Potensi lahan yang sangat luas dan didukung dengan berbagai tipologi lahan, baik lahan kering, sawah tadah hujan, pasang surut, sawah irigasi serta lebak, serta didukung sekitar dua pertiga penduduknya bergerak di sektor pertanian.
Potensi itu membuat Kabupaten Banjar sangat memungkinkan untuk dikembangkan sebagai penggerak ekonomi masyarakat dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan serta peningkatan ketahanan pangan daerah.
Kondisi tersebut menjadi tantangan sekaligus peluang usaha agribisnis di sektor itu karena usaha tani tanaman pangan dan hortikultura sampai saat ini masih menjadi tumpuan hidup bagi sebagian besar penduduk setempat.
Baca juga: Danrem: Wujudkan Stabilitas Keamanan Politik
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Banjar bertekad mewujudkan pertanian tanaman pangan dan hortikultura sebagai pondasi pengembangan ekonomi kerakyatan, mendukung terwujudnya masyarakat Sejahtera dan Barokah.
Hal itu sesuai visi-misi Bupati Banjar Khalilurrahman dan Wakil Bupati Saidi Mansyur yang dituangkan dalam RPJMD 2016-2021 yang telah berjalan selama 3,5 tahun dan sudah cukup membuahkan hasil dengan tingginya produktivitas pertanian.
Salah satu sasaran pembangunan pertanian sekarang mengarah pada pengolahan produk pangan dengan merubah pola petani dari tanam – petik – jual, menjadi tanam – petik – olah – simpan – jual atau tanam – petik – simpang – olah – jual.
Hal itu diharapkan akan terjadi peningkatan ketahanan pangan, peningkatan ekspor, produk impor, peningkatan ketersediaan bahan baku dan produk bioindustri dan bioenergi, dan perbaikan struktur perekonomian, terutama pertanian.
Baca juga: Damkar Unjuk Kebolehan Rebut Piala Bubati Banjar
Selain akan terjadi peningkatan nilai tambah, pemenuhan nutrisi, penganekaragaman pangan, perluasan pasar, dan peningkatan kesejahteraan petani disamping mampu meningkatkan daya simpan, memberi kemudahan distribusi, meningkatkan keamanan produk dan mengoptimalkan sumber daya alam.
Tiga tahun terakhir, produksi padi di Banjar mengalami fluktuasi. Jika pada 2016 berhasil memproduksi 277.868 ton maka 2017 hanya mampu memproduksi 250.388 ton. Namun 2018 kembali meningkatkan produksi menjadi 252.709 ton.
Luasan tanam padi pada 2016 seluas 77.120 hektare, pada 2017 seluas 69.604 sedangkan pada 2018 bertambah menjadi 70.486,5 hektare.
Jika dilihat dari besarnya konsumsi masyarakatbstok beras di Kabupaten Banjar masih mengalami surplus.
Pada 2016 surplus beras mencapai 91.868 ton, sedangkan pada 2017 surplus sebesar 75.445 ton dan pada 2018 surplus sebanyak 80.664 ton sehingga mampu memenuhi kebutuhan beras terutama bagi masyarakat Kalsel.
Baca juga: Ratusan Pelajar Meriahkan Taptu
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Banjar mengusung sejumlah inovasi guna meningkatkan produksi pertanian melalui Banjar Sapa yakni perpaduan pola tanam antara sistem tanam tradisional (IP 100/varietas) sistem pertanian modern (IP 180/varietas).
Pertahankan Gelar Kindai Limpuar
Kamis, 22 Agustus 2019 7:14 WIB
Laporan khusus HUT ke-69 Kabupaten Banjar 2019