Paringin (ANTARA) - Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, melalui Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Kecamatan Tebing Tinggi, dan Tim Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Barito,melakukan monitoring tanaman di Desa Marajai, Kecamatan Halong.
Marajai yang merupakan kawasan "si raja buah langka", merupakan Desa di Kecamatan Halong, namun areal kelolanya termasuk dalam wilayah RPH Tebing Tinggi.
Kepala RPH Tebing Tinggi, Arsin Mustawan, yang juga terlibat langsung dalam kegiatan monitoring mengatakan, saat ini pihaknya sudah melakukan penanaman kurang lebih 150 hektare jenis pohon jengkol, cempedak, kemiri, durian dan petai.
"Namun, sebagian tanaman kemiri dan durian ada yang mati, terutama di areal yang masih tertutup," ungkapnya.
Menanggapi keluhan ada tanaman yang mati tersebut, Tim BPDAS HL Barito, langsung bergegas menuju balai desa untuk melakukan penyuluhan dan pengarahan kepada warga.
"Untuk mengurangi risiko, tanaman yang sudah mati dapat disulam kembali dengan jenis tanaman berbeda," kata Tono, salah satu petugas BPDAS HL Barito.
Giat monitoring ini juga melibatkan perwakilan dari CV Bena Sylva Lestari, selaku kontraktor pelaksana kegiatan.
Tim BPDAS-HL Barito monitoring hutan Marajai
Jumat, 12 Juli 2019 7:25 WIB
Namun, sebagian tanaman kemiri dan durian ada yang mati, terutama di areal yang masih tertutup,