Tanjung (ANTARA) - Peringatan hari jadi Kabupaten Tabalong ke - 54 yang digelar di Taman Giat Tanjung Minggu, 1 Desember 2019 cukup spesial bagi Isyayar Apata Sumba.
Pria asal Desa Mangkupum Kecamatan Muara Uya ini kembali menerima penghargaan dari Bupati Tabalong Anang Syakhfiani atas peran aktif dan kepeduliannya dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup.
Mengenakan kemeja sasirangan bapak tiga putra ini tampak sumringah saat menerima piagam sekaligus ucapan selamat dari Bupati dan para pejabat yang hadir pada upacara hari jadi kabupaten ke - 54.
Selain Isyayar penghargaan serupa juga diberikan kepada mitra pemerintah, karang taruna, kalangan media hingga kelompok masyarakat.
Tahun ini penghargaan kedua bagi Isyayar yang kini menjabat Ketua Kelompok Tani Hutan Kanaan Desa Mangkupum.
Sejak 2012 Isyayar bersama puluhan anggota KTH Kanaan mulai eksis melestarikan tanaman langka melalui penangkaran swadaya. Isyayar melihat makin langkanya tanaman hutan seperti pohon Ulin, Pasak Bumi dan Meranti di kawasan hutan sekitar desa.
Maraknya penebangan pohon hingga alih fungsi kawasan hutan menjadi perkebunan atau penggunaan lainnya penyebab berkurang spesies tanaman hutan.
"Awal 2000 kita sudah aktif membuat bibit tanaman langka dengan sumber benih bersertifikat," jelas pria yang memasuki usia 64 tahun.
Meski tak muda lagi Isyayar mampu mengelola penangkaran termasuk mencari benih di kawasan hutan.
Berjalan kaki hingga puluhan kilometer mencari benih tanaman hutan masih dilakoninya hingga sekarang. Kini ia memelihara sekitar 5.000 tanaman Gaharu usia sekitar 3 tahun.
Termasuk mengelola 500 tanaman lada dan tanaman pasak bumi sebanyak 1.000 bibit yang diterimanya dari Balai Pengelolaan Hutan Produksi wilayah IX Banjarbaru.
Kini lahan pelestarian tanaman langka milik Isyayar pun makin populer bahkan jadi lokasi penelitian LIPI terkait potensi sumber benih.
Untuk kebutuhan pembangunan Kebun Raya di kawasan wisata Tanjung Puri Desa Kasiau. Lokasi penangkarannya juga pernah mendapat kunjungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta sejumlah organisasi pencinta alam untuk melihat langsung aneka tanaman langka di kawasan ini.
"Rencananya kita mengembangkan tanaman kayu manis seluas 100 hektare," ungkap Isyayar.
Terkadang Isyayar mendapat pesanan bibit tanaman ulin dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel atau instansi lainnya.
Ia pun tidak mematok harga bibit tanaman langkanya.
Baginya terpenting bisa berperan aktif menjaga kelestarian tanaman langka sehingga bisa diwariskan kepada anak dan cucu.