Banjarmasin (ANTARA) - Balai Besar Jalan dan Jembatan Wilayah Kalimantan kembali memperbaiki jembatan Barito untuk mengantisipasi kerusakan badan jembatan yang mungkin terjadi.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pemeliharaan Jembatan Barito Mirnasari Daulay di Banjarmasin Kamis mengatakan, karena perbaikan yang dilakukan ada pada badan jembatan, sehingga arus lalu lintas dilakukan dengan sistem buka tutup.
Diperkirakan, kata dia, sistem buka tutup arus lalu lintas dari Banjarmasin menuju Palangkaraya dan sebaliknya, akan dilakukan selama tujuh hari,siang malam.
"Perbaikan ini memakan waktu cukup panjang, yaitu 22 jam setiap harinya selama tujuh hari khusus untuk perbaikan badan jembatan. Melalui sistem buka tutup diharapkan tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas dari Banjarmasin maupun dari Palangkaraya," katanya.
Jembatan Barito yang diresmikan oleh Presiden Soeharto sejak 23 April 1997, merupakan satu-satunya jembatan antar provinsi yang menghubungkan wilayah Kalsel dan Kalteng.
Karena usianya yang relatif cukup lama, tambah Mirna, maka tidak boleh sampai terjadi penumpukan beban berlebihan di atas jembatan.
Sistem buka tutup tersebut, merupakan salah satu upaya untuk menghindari penumpukan beban kendaraan terlalu lama di atas jembatan.
Mirna berharap, pengguna jalan lebih bersabar selama dalam proses perbaikan, sehingga kemacetan yang mungkin ditimbulkan, tidak menimbulkan kecelakaan.
"Dalam pengaturan lalu lintas tersebut, kami juga mengutamakan mobil ambulan," katanya.
Sesuai ketentuan, pemeliharaan jembatan bakal dilaksanakan selama tiga bulan dengan total dana pemeliharaan sebesar Rp7,9 miliar.
Khusus perbaikan badan jembatan, kata dia, dilakukan dengan sistem injeksi, karena jalan merupakan jalan cor bukan jalan aspal.
Sistem injeksi yaitu dengan menyuntik bagian badan jembatan yang mengalami keretakan akibat dilalui oleh kendaraan secara terus menerus.
"Setelah tujuh hari, perbaikan selanjutnya kami laksanakan pada malam hari, karena tinggal pengecatan dan perbaikan samping kiri kanan jembatan," katanya.
Sebelumnya, banyak warga mengeluhkah kemacetan luar biasa di sekitar Jembatan Barito. Warga harus antre untuk mendapatkan giliran melintasi jembatan, akibat sistem buka tutup yang diterapkan.
Jembatan Barito memiliki panjang 1.082 meter dengan lebar jembatan 10.37 meter, yang melintasi Sungai Barito selebar 800 meter dan Pulau Bakut selebar 200 meter.
Jembatan ini terdiri dari jembatan utama sepanjang 902 meter, dan jembatan pendekat 180 meter, dengan lebar 10,37 meter. Ketinggian ruang bebas jembatan utama 15 - 18 meter, sehingga bisa digunakan untuk lalu lintas perairan seperti Kapal Tongkang.
Jembatan Barito mulai dibangun pada 1 Januari 1993 , dengan menelan biaya mencapai Rp98 miliar, yang tercatat dalam rekor Muri sebagai jembatan gantung terpanjang di Indonesia ini, yang merupakan jembatan yang menghubungkan jalan trans Kalimantan.
Jembatan Barito diperbaiki, lalu lintas sistem buka tutup
Kamis, 27 Juni 2019 21:43 WIB
Perbaikan ini memakan waktu cukup panjang, yaitu 22 jam setiap harinya selama tujuh hari khusus untuk perbaikan badan jembatan. Melalui sistem buka tutup diharapkan tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas dari Banjarmasin maupun dari Palangkaraya