Medan (ANTARA) - Benda empuk berukuran kecil didekap erat oleh Rusmanto meskipun bentuk dan warnanya sangat lusuh, namun benda yang disebut bantal itu tak sekalipun terlepas dari pelukannya untuk diberikan kepada jenasah anaknya saat menjemput dari RS Bhayangkara, Medan, Sabtu.
Bantal itu dibawanya dari kota Binjai sampai ke RS Bhayangkara Medan, saat hendak menjemput istri dan kedua anaknya yang kini tak lagi dapat dikenali olehnya.
Istri dan kedua anak Rusmanto adalah korban yang hangus terpanggang pada peristiwa kebakaran pabrik perakitan korek api di Jalan Tengku Amir Hamzah, Dusun IV, Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Jumat (21/6).
Istri Rusmanto bernama Yunita Sari, dan kedua anaknya Vinkza Parisyah (10) dan Runisa Syaqila (2).
Rusmanto pada Sabtu malam terlihat sibuk dengan beberapa berkas di tangannya, yakni berkas yang menjadi syarat bagi dirinya untuk bisa membawa pulang kembali jenazah istri dan kedua anaknya yang sudah dua hari bermalam di RS Bhayangkara Medan.
Meski begitu, bantal kecil merah muda itu tetap dipeluk erat olehnya. Bantal yang dibawanya itu adalah milik putri kecilnya yang bernama Runisa Syaqila.
"Ini bantal kesayangan anak saya. Cuma ini yang bisa saya peluk," ujarnya lirih kepada ANTARA
Saat ditanya mengenai alasannya membawa bantal tersebut, seketika tangis Rusmanto pecah. Berulang kali ia menyeka air mata yang tak henti-hentinya menetes membasahi pipi tirusnya itu.
"Saya juga enggak tau, bantal ini terbawa gitu aja. Bantal ini juga mengingatkan saya sama anak saya itu, makanya saya enggak mau ngelepasin bantal ini," ucapnya sesenggukan sambil membelai lembut bantal tersebut.
Hingga Sabtu malam, janazah yang bisa dibawa pulang oleh Rusmanto adalah jenazah kedua anaknya.
Sebab, jenazah Yunita Sari belum juga teridentifikasi oleh pihak Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatera Utara.