Banjarmasin (ANTARA) - Program mencetak wirausahawan baru di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sudah memasuki tahun keempat, dan pemerintah kota setempat mengklaim sudah membina lebih dari 2.000 calon wirausahawan baru.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Tenaga Kerja Kota Banjarmasin Priyo Eko di Banjarmasin, Jumat, mengungkapkan visi dan misi wali kota setempat untuk menciptakan 2.500 wirausahawan baru pada masa kepemimpinannya terus digalakkan sejak 2016 dengan melibatkan tujuh instansi di pemerintahan kota tersebut.
"Ratusan calon wirausahawan baru dibina oleh tujuh instansi itu, bahkan kalau dihitung hingga sekarang sudah lebih 2.000 orang calon wirausahawan baru dibina selama empat tahun jalan ini," ucap Priyo.
Namun dia mengakui, tidak semua calon wirausahawan baru tersebut berhasil. Namun setidaknya lebih 50 persen ada harapan usaha mereka berkelanjutan.
"60 persennya saja dari mereka bisa lanjut mengembangkan usahanya, kami sudah bersyukur. Memang tidak semua yang dibina bisa serius," tuturnya.
Oleh karena itu, kata Priyo, saat ini dibuat persyaratan yang lebih ketat untuk mendapatkan calon wirausaha yang serius, salah satunya saat mengikuti pembinaan tidak diperkenankan membawa telepon selular.
"Kalau saat kegiatan main handphone kan jadi tidak serius itu, makanya kami tegur, kalau tidak serius lebih baik tidak ikut," ujar Priyo.
Apalagi Pemkot Banjarmasin memberikan biaya bahkan modal bagi calon wirausahawan baru tersebut. "Memang maksimalnya cuma Rp7,5 juta per orangnya, itu sudah termasuk biaya pelatihan, bahan bahkan bantuan peralatan, misalnya pelatihan menjahit, kan mesin jahitnya dibantu," katanya.
Termasuk juga, ucap Priyo, yang berkeinginan untuk merambah bisnis kuliner, mendapatkan bantuan yang setara.
"Jadi upaya pemerintah kota untuk menciptakan wirausahawan baru ini sudah sangat maksimal, sehingga pengangguran di daerah ini bisa ditangani," tuturnya.
Priyo mengatakan pencari kerja di daerah itu sudah banyak. Berdasarkan data yang ada permohonan pembuatan kartu kerja pada instansinya mencapai lebih dari 8.000 orang selama 2018.
"Setiap tahunnya meningkat hingga 500-800 pencari kerja. Padahal lapangan kerja di daerah kami tidak terlalu besar, hingga yang paling efektif berwirausaha mandiri," katanya.