Manado (ANTARA) - Wali Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut) Jimmy F Eman mengharapkan program "Kampung Keluarga Berencana" tidak serta merta hanya mengurus penggunaan serta pemasangan alat kontrasepsi.
"Tidak hanya mengurus hal itu (kontrasepsi) akan tetapi sebuah program pembangunan terpadu dan terintegrasi dengan berbagai program pembangunan lainnya," kata Jimmy F Eman pada pertemuan kelompok kerja "Kampung KB" di Tomohon, Rabu.
Program ini, lanjut dia, harus ikut berkontribusi bagaimana meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui kegiatan-kegiatan yang bersentuhan langsung dengan perekonomian masyarakat.
"Harapannya melalui program ini, ekonomi masyarakat meningkat yang dengan sendirinya menyokong kesejahteraan," ujarnya.
Wali KotaTomohon mengajak, wadah "Kampung KB" ini dapat dijadikan wahana pemberdayaan masyarakat melalui berbagai program yang mengarah pada upaya mengubah sikap, perilaku dan cara berfikir ke arah yang lebih baik.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tomohon Sherly Bororing, untuk mencapai harapan itu kelompok kerja harus ikut berperan aktif.
"Peningkatan kualitas pengelolaan kampung KB melalui peningkatan sinergitas pelaksanaan pembangunan program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)," ujar Bororing.
Tidak hanya itu, kata dia, pembangunan sektor terkait harus bersinergi dengan mitra kerja agar ke depan mampu menjadi "Kampung KB" percontohan.
"Kami berharap melalui kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan pengelola Kampung KB percontohan mengelola program ini, serta meningkatkan pencapaian program KKBPK di Kampung KB percontohan," katanya.
Kegiatan di kampung KB diharapkan tidak hanya urusan kontrasepsi
Kamis, 13 Juni 2019 0:19 WIB