Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin meminta kepala daerah di 13 kabupaten dan kota lebih cerdas menyiasati kemungkinan terjadinya rawan pangan akibat cuaca ekstrem 2011.
Menurut gubernur di Banjarmasin, Kamis, cuaca ekstrem yang ditandai masih terjadinya musim penghujan pada 2011 dikhawatirkan mengakibatkan penurunan produksi pangan nasional termasuk Kalsel.
Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kata dia, diharapkan bupati dan wali kota di bawah koordinasi pemerintah provinsi mencari terobosan baru untuk menghindari terjadinya gagal panen dan lainnya.
"Bagi daerah yang tanahnya rawa dan tidak bisa ditanam sebaiknya mencari dan membuka lahan yang masih memungkinkan untuk menanam padi," katanya.
Selain itu, kata dia, perlu juga mencari varietas padi baru yang mungkin ditanam di lahan rawa yang mampu bertahan di lahan berair.
Kalau dahulu terdapat padi yang mampu bertahan di air dan mampu mengikuti ketinggian air.
"Padi itu disebut padi 'surung' artinya kenaikan batang padi mengikuti tinggi air bila air pasang maka batang padi ikut naik sehingga tidak mati," katanya.
Selama 2010 sebanyak 38 ribu hektare lahan di Kalsel tidak bisa ditanam karena tergenang air cukup tinggi.
Kondisi tersebut membuat target produksi padi Kalsel dua juta ton tidak tercapai bahkan menurun dibanding 2009.
"Kita akan mempertahankan posisi Kalsel sebagai salah satu daerah penyangga pangan nasional, jadi kejadian 2010 jangan sampai terjadi pada 2011," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kalsel Sriyono mengatakan, telah ditemukan padi varietas baru yang tahan genangan dan telah diuji coba di beberapa kabupatan.
"Varietas tersebut menjadi salah satu solusi dari persoalan gagal tanam akibat cuaca ekstrem seperti yang terjadi pada 2010," katanya.
Menurut dia, pada 2010 kendati terjadi penurunan produksi padi dari sekitar 1,98 juta ton menjadi 1, 8 juta ton lebih namun secara umum Kalsel masih surplus(B/A)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011
Menurut gubernur di Banjarmasin, Kamis, cuaca ekstrem yang ditandai masih terjadinya musim penghujan pada 2011 dikhawatirkan mengakibatkan penurunan produksi pangan nasional termasuk Kalsel.
Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kata dia, diharapkan bupati dan wali kota di bawah koordinasi pemerintah provinsi mencari terobosan baru untuk menghindari terjadinya gagal panen dan lainnya.
"Bagi daerah yang tanahnya rawa dan tidak bisa ditanam sebaiknya mencari dan membuka lahan yang masih memungkinkan untuk menanam padi," katanya.
Selain itu, kata dia, perlu juga mencari varietas padi baru yang mungkin ditanam di lahan rawa yang mampu bertahan di lahan berair.
Kalau dahulu terdapat padi yang mampu bertahan di air dan mampu mengikuti ketinggian air.
"Padi itu disebut padi 'surung' artinya kenaikan batang padi mengikuti tinggi air bila air pasang maka batang padi ikut naik sehingga tidak mati," katanya.
Selama 2010 sebanyak 38 ribu hektare lahan di Kalsel tidak bisa ditanam karena tergenang air cukup tinggi.
Kondisi tersebut membuat target produksi padi Kalsel dua juta ton tidak tercapai bahkan menurun dibanding 2009.
"Kita akan mempertahankan posisi Kalsel sebagai salah satu daerah penyangga pangan nasional, jadi kejadian 2010 jangan sampai terjadi pada 2011," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kalsel Sriyono mengatakan, telah ditemukan padi varietas baru yang tahan genangan dan telah diuji coba di beberapa kabupatan.
"Varietas tersebut menjadi salah satu solusi dari persoalan gagal tanam akibat cuaca ekstrem seperti yang terjadi pada 2010," katanya.
Menurut dia, pada 2010 kendati terjadi penurunan produksi padi dari sekitar 1,98 juta ton menjadi 1, 8 juta ton lebih namun secara umum Kalsel masih surplus(B/A)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011