Wakil Wali Kota Banjarbaru Darmawan Jaya Setiawan menyemangati anak berkebutuhan khusus yang dinilainya sebagai anak yang memiliki kelebihan meski pun secara fisik memiliki kekurangan.
"Mereka anak-anak yang hebat dan memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, sehingga kita harus menyemangati mereka," ujarnya disela Forum Komunikasi Pendidikan Inklusif Kota Banjarbaru, Kamis.
Ia menyayangkan masih adanya sikap masyarakat yang belum bisa menerima penyandang autis dan downsyndrome dengan baik, karena terbatasnya informasi yang diperoleh sebagian masyarakat.
Disisi lain, masih ada juga kalangan masyarakat atau orang tua yang salah memahami dan menangani penderita autis dan downsyndrome termasuk berkaitan dengan masalah pendidikan bagi anak tersebut.
"Pendidikan inklusi merupakan pendekatan guna mentransformasi sistem pendidikan disamping untuk menghilangkan hambatan yang menghalangi siswa berpartisipasi penuh dalam pendidikan," ucapnya.
Disebutkan, hambatan yang ada bisa terkait masalah etnik, gender dan status sosial, termasuk juga sistem pendidikan inklusi itu sendiri yang memberikan kesempatan belajar pada anak berkebutuhan khusus.
"Makanya, kami minta seluruh sekolah inklusif agar menyediakan pendidikan formal yang dipersiapkan untuk dapat memberikan layanan pendidikan pada anak, termasuk bagi anak berkebutuhan khusus," ujarnya.
Ditekankan, sekolah yang dimaksud mulai dari menyiapkan fasilitas secara bersahabat, mengakomodir kebutuhan dan tidak diskriminatif agar potensinya dapat berkembang secara optimal.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Mereka anak-anak yang hebat dan memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, sehingga kita harus menyemangati mereka," ujarnya disela Forum Komunikasi Pendidikan Inklusif Kota Banjarbaru, Kamis.
Ia menyayangkan masih adanya sikap masyarakat yang belum bisa menerima penyandang autis dan downsyndrome dengan baik, karena terbatasnya informasi yang diperoleh sebagian masyarakat.
Disisi lain, masih ada juga kalangan masyarakat atau orang tua yang salah memahami dan menangani penderita autis dan downsyndrome termasuk berkaitan dengan masalah pendidikan bagi anak tersebut.
"Pendidikan inklusi merupakan pendekatan guna mentransformasi sistem pendidikan disamping untuk menghilangkan hambatan yang menghalangi siswa berpartisipasi penuh dalam pendidikan," ucapnya.
Disebutkan, hambatan yang ada bisa terkait masalah etnik, gender dan status sosial, termasuk juga sistem pendidikan inklusi itu sendiri yang memberikan kesempatan belajar pada anak berkebutuhan khusus.
"Makanya, kami minta seluruh sekolah inklusif agar menyediakan pendidikan formal yang dipersiapkan untuk dapat memberikan layanan pendidikan pada anak, termasuk bagi anak berkebutuhan khusus," ujarnya.
Ditekankan, sekolah yang dimaksud mulai dari menyiapkan fasilitas secara bersahabat, mengakomodir kebutuhan dan tidak diskriminatif agar potensinya dapat berkembang secara optimal.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019