Jakarta (Antaranews Kalsel) - Teknologi kendaraan otonom atau swakemudi akan semakin cerdas karena bisa mendeteksi dan memperkirakan gerakan pejalan kaki berdasarkan gaya berjalan, gerakan tubuh dan penempatan kaki para pedestrian.
Data pergerakan pejalan kaki dipantau dan dikumpulkan oleh kendaraan melalui kamera, sistem LiDAR dan global positioning system (GPS).
Peneliti dari Universitas Michigan AS kemudian menangkap potongan video pejalan kaki itu kemudian mengubahnya menjadi gambar tiga dimensi (3D) sebagai media simulasi.
Video simulasi itu akan tersimpan dalam memori di sistem kendaraan dalam bentuk katalog data pergerakan manusia.
Sistem akan membantu kendaraan swakemudi menebak ke mana arah langkah satu hingga beberapa orang pejalan kaki di persimpangan jalan, yang berjarak hingga 50 meter dari kendaraan.
Sebagai informasi, LiDAR adalah metode pengukuran jarak sebuah objek menggunakan sinar laser yang dipancarkan kendaraan menggunakan sensor.
Baca juga: Amazon ikut berinvestasi teknologi swakemudi
"Pekerjaan sebelumnya di bidang ini biasanya cuma memantau gambar diam. Hal itu tidak benar-benar mempedulikan bagaimana orang-orang yang bergerak dalam gambar tiga dimensi," kata asisten profesor Universitas Michigan, Ram Vasudevan, dilansir Kantor Berita Press Trust India, Kamis.
"Tetapi jika kendaraan akan beroperasi dan berinteraksi di dunia nyata, kami perlu memastikan kemana arah pejalan kaki akan pergi agar tidak berhadapan dengan arah kendaraan berjalan," kata Vasudevan.
Sistem menggunakan perekaman video pejalan kaki ini diklaim lebih akurat dalam membaca gerakan pedestrian ketimbang teknologi sebelumnya yang menggunakan jutaan foto yang direkam oleh komputer.
Baca juga: Samsung puncaki daftar paten aplikasi mobil swakemudi
Baca juga: Startup pengiriman barang nirawak Nuro dapat kucuran dana Rp13 triliun
Data pergerakan pejalan kaki dipantau dan dikumpulkan oleh kendaraan melalui kamera, sistem LiDAR dan global positioning system (GPS).
Peneliti dari Universitas Michigan AS kemudian menangkap potongan video pejalan kaki itu kemudian mengubahnya menjadi gambar tiga dimensi (3D) sebagai media simulasi.
Video simulasi itu akan tersimpan dalam memori di sistem kendaraan dalam bentuk katalog data pergerakan manusia.
Sistem akan membantu kendaraan swakemudi menebak ke mana arah langkah satu hingga beberapa orang pejalan kaki di persimpangan jalan, yang berjarak hingga 50 meter dari kendaraan.
Sebagai informasi, LiDAR adalah metode pengukuran jarak sebuah objek menggunakan sinar laser yang dipancarkan kendaraan menggunakan sensor.
Baca juga: Amazon ikut berinvestasi teknologi swakemudi
"Pekerjaan sebelumnya di bidang ini biasanya cuma memantau gambar diam. Hal itu tidak benar-benar mempedulikan bagaimana orang-orang yang bergerak dalam gambar tiga dimensi," kata asisten profesor Universitas Michigan, Ram Vasudevan, dilansir Kantor Berita Press Trust India, Kamis.
"Tetapi jika kendaraan akan beroperasi dan berinteraksi di dunia nyata, kami perlu memastikan kemana arah pejalan kaki akan pergi agar tidak berhadapan dengan arah kendaraan berjalan," kata Vasudevan.
Sistem menggunakan perekaman video pejalan kaki ini diklaim lebih akurat dalam membaca gerakan pedestrian ketimbang teknologi sebelumnya yang menggunakan jutaan foto yang direkam oleh komputer.
Baca juga: Samsung puncaki daftar paten aplikasi mobil swakemudi
Baca juga: Startup pengiriman barang nirawak Nuro dapat kucuran dana Rp13 triliun
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019