Rantau,  (Antaranews Kalsel) - Kepolisian Resor (Polres) Tapin, Kalimantan Selatan, bertekad daerah itu bersih dari peredaran ilegal dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obat/bahan berbahaya (narkoba) pada 2017.

Kapolres Tapin AKBP Zulkifli Ismail di Rantau (Ibu Kota Kabupaten Tapin), Selasa, mengatakan untuk mewujudkan tekad tersebut, pihaknya telah mempersiapkan seluruh personel untuk bekerja lebih keras dan selalu siaga.

Selain itu, pihaknya juga telah berupaya membangun komunikasi dengan masyarakat dan pihak terkait lainnya, untuk membantu menginformasikan bila melihat atau mencurigai adanya kegiatan terkait peredaran ilegal dan penyalahgunaan narkoba.

Menurut dia, keberhasilan jajaran Polres Tapin menangkap pengedar 100.000 carnophen, menjadi salah satu bukti pihaknya serius menangani peredaran ilegal obat-obat/bahan yang menghancurkan generasi muda tersebut.

"Saya bertekad pada 2017 ini, Tapin bebas narkoba, apapun bentuknya, kita akan bekerja sangat keras untuk mengatasi ini," katanya.

Zulkifli menambahkan peredaran ilegal dan penyalahgunaan obat-obat itu sudah sangat merusak generasi muda. Kebanyakan perbuatan kriminal berawal dari obat-obatan golongan G.

Bahkan tidak sedikit, peristiwa kecelakaan di Tapin disebabkan karena korban sedang mengonsumsi obat yang sudah dilarang beredar.

"Mari kita bahu-membahu dalam pemberantasan barang haram tersebut, untuk menyelamatkan generasi muda agar tidak terjerumus pada kehancuran," katanya.

Dukungan masyarakat, tambah dia, menjadi salah satu penentu keberhasilan upaya pemberantasan peredaran ilegal dan penyalahgunaan narkoba sehingga masyarakat tidak perlu taku melapor apabila ada informasi peredaran ilegal atau penyalahgunaan obattersebut di daerahnya.

"Kita tidak akan lagi memberi ampun bagi pengedar obat-obatan terlarang, jadi jangan coba-coba masuk ke Tapin," katanya.

Peredaran obat zenit, kini sudah sangat meresahkan, bukan hanya di Tapin, tetapi hampir di seluruh wilayah Kalimantan Selatan. Korbannya pun juga sangat memprihatinkan, mulai dari SD hingga perguruan tinggi, mulai dari petani, buruh bangunan, pemulung dan masyarakat menengah ke bawah lainnya.

Hal itu terjadi karena zenit dijual dengan harga yang sangat terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga dampaknya menjadi lebih dahsyat dibanding sabu-sabu yang harganya mahal.

Pewarta: M Husain Asary

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017