Kota Banjarmasin kembali menjadi pusat perhatian dalam dunia pendidikan setelah sukses menyelenggarakan pelatihan inovatif yang bertujuan untuk meningkatkan literasi lingkungan dan keterampilan teknologi para guru IPA oleh tim Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Kegiatan bertajuk Integrating Environment STEM by Wetland Local Potential ini merupakan bagian dari Program Dosen Wajib Mengabdi (PDWA) Universitas Lambung Mangkurat (ULM). 

Baca juga: PDWA FKIP ULM dan MGMP Bahasa Inggris tingkatkan kualitas pembelajaran

Dipimpin oleh Prof. Dr. Atiek Winarti, M.Pd., MSc., bersama tim yang terdiri dari Yogo Dwi Prasetyo, M.Pd., M.Sc., Dra. Rilia Iriani, M.Si., Drs. Parham Saadi, M.Si., Drs. Iriani Bakti, M.Si., dan Drs. Muhammad Kusasi, M.Pd., pelatihan ini berhasil memikat perhatian para guru IPA di Kota Banjarmasin.

Pelatihan ini bukan sekadar sesi berbagi pengetahuan biasa, melainkan sebuah pengalaman komprehensif yang dirancang untuk menyatukan potensi lokal lahan basah dengan pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). 

Kegiatan yang digelar pada 6 Agustus 2024 ini bertempat di Aula Hasan Bondan, dengan sesi praktik dilaksanakan di Ruang Rapat Jurusan PMIPA FKIP ULM. 

Sebagai bagian dari persiapan, tim penyelenggara sebelumnya telah mengadakan Focus Group Discussion (FGD) pada 16 Juli 2024, di tempat yang sama, yang dihadiri oleh guru-guru IPA dari berbagai SMP di Banjarmasin. 

FGD ini menjadi fondasi penting bagi keberhasilan pelatihan, karena memberikan wawasan awal mengenai kebutuhan dan harapan para peserta.

Dalam pidato pembukaannya, Prof. Dr. Atiek Winarti, M.Pd. menekankan pentingnya mengintegrasikan pendekatan STEM dalam memecahkan permasalahan sehari-hari, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan lokal. 

Baca juga: ULM apresiasi lulusan berprestasi dengan potongan UKT Pascasarjana

Menurutnya, Banjarmasin sebagai kota yang kaya akan potensi lahan basah memiliki banyak hal yang dapat dioptimalkan untuk pembelajaran sains yang lebih kontekstual dan relevan. 

Lebih jauh lagi, beliau menyoroti pentingnya penerapan teknologi Internet of Things (IoT) dalam pembelajaran STEM, yang diharapkan dapat membawa dimensi baru dalam cara guru-guru mengajar dan siswa belajar. 

Penggunaan modul Arduino sebagai alat peraga dalam pelatihan ini bukan hanya menjadi alat teknologi, tetapi juga menjadi jembatan antara teori dan praktik di lapangan. 

Respon dari para peserta, yang merupakan perwakilan dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA Kota Banjarmasin, sangat positif. 

Mereka menunjukkan antusiasme yang tinggi, terutama ketika mereka diajarkan cara membuat alat penyiram tanaman otomatis yang dapat dikendalikan melalui internet. 

Proyek ini menggunakan kombinasi antara modul Arduino dan aplikasi Blynk, yang memungkinkan para guru untuk secara langsung merasakan bagaimana teknologi IoT dapat diterapkan dalam konteks pembelajaran sehari-hari. 

Tidak hanya menjadi pelatihan teori, sesi ini memberikan pengalaman langsung dalam merancang dan memprogram alat berbasis teknologi, yang bagi sebagian besar peserta adalah pengalaman baru yang sangat berharga.

Baca juga: Delegasi Indonesia dari mahasiswa ULM ikut rangkaian HPAIR 2024 di Bangkok

Lebih dari sekadar pengenalan teknologi baru, pelatihan ini juga menekankan pentingnya literasi digital di kalangan guru. Penggunaan coding dalam memprogram aplikasi dengan Arduino memberikan tantangan tersendiri bagi para peserta, tetapi sekaligus membuka peluang baru untuk mengembangkan metode pengajaran yang lebih inovatif dan menarik bagi siswa. 

Salah satu peserta, Ros Fitriani dari SMPN 19 Banjarmasin, mengungkapkan bahwa ini adalah kali pertama ia dan rekan-rekannya terlibat dalam kegiatan yang melibatkan coding dan pemrograman. 

"Kami merasa kegiatan ini sangat bermanfaat, terutama karena kami diajarkan secara langsung cara membuat dan mengoperasikan alat yang sebenarnya bisa diaplikasikan di sekolah," ujarnya penuh semangat.

Keberhasilan pelatihan ini tidak hanya diukur dari keterlibatan aktif para peserta, tetapi juga dari harapan mereka untuk melanjutkan kegiatan serupa di masa mendatang. 

Para guru berharap bahwa pelatihan ini dapat diimbaskan ke sekolah-sekolah lain di Kota Banjarmasin, sehingga lebih banyak guru IPA yang memahami dan mampu menerapkan teknologi IoT dalam pembelajaran STEM. 

Harapan ini disampaikan oleh Yuli dan para peserta lainnya, yang melihat potensi besar dari kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan sains di daerah mereka. 

Untuk mendukung hal itu, tidak hanya memberikan pelaihan, tim juga berkomitmen memfasilitasi penerapan STEM di sekolah dengan membagikan modul Arduino yang digunakan dalam kegiatan tersebut ke beberapa sekolah peserta pelatihan. 

Dengan keberhasilan pelatihan ini, Universitas Lambung Mangkurat sekali lagi membuktikan komitmennya dalam memajukan pendidikan di Kalimantan Selatan, khususnya melalui pengembangan kapasitas guru. 

Pelatihan ini tidak hanya memberikan keterampilan baru bagi para guru, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat literasi lingkungan dan inovasi teknologi di kalangan pendidik. 

Semangat untuk terus mengembangkan potensi lokal melalui pendidikan STEM diharapkan dapat membawa dampak positif jangka panjang bagi kualitas pembelajaran di Kota Banjarmasin dan sekitarnya.
Tim ULM saat memberikan pelatihan inovatif yang bertujuan untuk meningkatkan literasi lingkungan dan keterampilan teknologi para guru IPA. (ANTARA/Firman)

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024