Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan mengangkat kesenian teater tradisi "Bapandung" yang kini mulai langka dipentaskan di tengah masyarakat sebagai upaya pelestarian.
 
Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina di Banjarmasin, Senin, menyatakan, bahwa kesenian Bapandung yang merupakan teater tradisi bertutur yang berkembang di masyarakat suku Banjar harus terus dilestarikan, khususnya membangkitkan lagi regenerasi penggiatnya.
 
Karenanya, ungkap dia, Pemkot Banjarmasin melalui dinas kebudayaan, pariwisata, pemuda dan olahraga kota setempat menggelar workshop kesenian ini, di mana tujuannya menumbuhkan lagi pengetahuan dan kecintaan terhadap kesenian yang mulai langka dipentaskan tersebut.
 
"Hari ini saya sengaja datang ini untuk membuka acara workshop Bapandung, karena seni Bapandung ini mungkin seni tradisi lisan yang mungkin sangat langka di Banjarmasin," ucapnya pada workshop yang digelar di Hotel Zuri Express Banjarmasin tersebut.
 
Dia pun berharap, para seniman yang masih memiliki pengetahuan dan menggeluti kesenian Bapandung ini dapat menularkannya ke generasi muda saat ini, para seniman muda daerah yang akan terus melestarikannya.
 
Lewat workshop yang digelar selama tiga hari tersebut, Ibnu Sina berharap akan timbul bibit-bibit baru seniman Bapandung, hingga eksistensinya bisa menyamai teater tradisi Mamanda, kesenian sastra lisan "Madihin" dan lainnya.
 
Dia bersyukur, para peserta yang ikut workshop Bapandung ini adalah anak-anak muda yang ada di Kota Banjarmasin. 
 
Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 30 peserta yaitu dari mahasiswa, siswa, pelaku seni serta umum. 
 
Menurut Ibnu Sina, dari berbagai macam kebudayaan yang masih eksis bertahan di Kalimantan Selatan, yaitu, seperti Mamanda kemudian Madihin dan pada saat film Jendela Seribu Sungai, Kuriding juga diperkenalkan.
 
"Alhamdulillah pada saat film Jendela Seribu Sungai, orang sudah kenal kesenian Kuriding seperti apa. Nah banyak seni budaya lisan syair bepantun yang selama ini sudah tumbuh subur, yang Bapandung ini yang belum," tuturnya.
 
Dia pun berharap, dengan perhatian khusus ini, kesenian Bapandung yang merupakan kebudayaan tradisional Kalsel berupa pertunjukan teater monolok, Namun bapandung berbeda dengan bercerita biasa, Bapandung lebih condong kepada seni keterampilan orang tersebut dalam bercerita seperti menirukan tingkah laku tersebut, kembali bangkit dan jadi pentas yang asik dan menghibur untuk disaksikan.
 
"Setelah ini saya harap kedepannya dipentaskan lagi kesenian ini, hingga masyarakat kembali ingat, dan generasi muda tahu betapa kayanya seni budaya daerah kita ini," demikian kata Ibnu Sina.
 
Adapun workshop kesenian Bapandung tersebut mengundang narasumber Budaya Kalsel Mukhlis Maman atau Julak Larau, Seniman Bapandung Iman Soleh dan aktor seni Bapandung Muhammad Furkoni.
 
 
 

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023