Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)  Cabang Kalimantan Selatan (Kalsel) Eddy S Binti, menyampaikan terima kasih atas kebijakan pemerintah pusat untuk mencabut larangan ekspor CPO.

Ia mengatakan, tentunya pihaknya mengapresiasi kebijakan ini, karena tentu sangat berdampak para petani plasma yang sebelumnya mengeluh karena turunnya harga Tandan Buah Segar (TBS) produksi mereka.

"Semua pihak patut bersyukur, korporasi menjadi terbantu dan para petani juga bisa bernafas lega. Per hari ini terpantau harga minyak sawit secara internasional atau global sedang bagus-bagusnya," katanya, di Banjarmasin, Ahad (29/5).

Baca juga: Video-Tujuh ton minyak goreng GAPKI untuk pasar murah Pemprov Kalsel

Dijelaskan dia, sebelumnya karena penyetopan larangan ekspor bagi perusahaan mengakibatkan persediaan TBS di korporasi menjadi surplus, sehingga memungkinkan mereka membatasi pembelian TBS dari petani plasma.

Kondisi ini kemudian yang dikeluhkan petani plasma, karena mereka juga terkena dampak langsung penyetopan ekspor kemarin, banyak perusahaan termasuk anggota GAPKI membatasi pembelian TBS mengakibatnya harga TBS jadi turun.

Penyetopan pembelian dari luar perusahaan karena kekhawatiran tangki atau penampungan perusahaan penuh, apalagi isi tangki sudah mencapai 50 hingga 70 persen.

Baca juga: GAPKI Kalsel hormati kebijakan larangan ekspor CPO dan turunannya

"TBS petani dibeli secara sepihak atau lebih murah, dampak penyetopan ekspor kemarin di Kalsel sempat harga TBS petani ada di angka Rp1.300 sampai Rp2.400, lebih rendah dari ketetapan Disbun Kalsel di angka Rp2700 sampai Rp3.600," katanya.

Ditambahkan dia, adanya kebijakan pencabutan larangan ini maka harga TBS juga mulai membaik, untuk per 23 Mei 2022 hingga hari ini TBS petani naik di kisaran harga Rp2.700 sampai Rp3.600 atau sesuai yang ditetapkan Disbun Kalsel.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022