Bupati Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan (Kalsel) Hj Noomiliyani AS SH mengharapkan agar kabupatennnya tetap terbaik atau nomor satu seprovinsi tersebut.

Harapan itu ketika selaku narasumber sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), ujar Humas Sekretariat DPRD (Setwan) Kalsel melalui WA-nya, Rabu (11/5/22).

Sosialisasi Perda (Sosper) tersebut oleh anggota DPRD Kalsel.H Hasanuddin Murad SH atau yang akrab dengan sapaan Hasan di Desa Sungai Raya (sekitar 45 kilometer barat Banjarmasin), Kecamatan Cerbon, Batola, Selasa (10/5/22) sore.

Dalam Sosper tersebut, wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel III/Batola sengaja mengundang Bupati setempat atau orang nomor satu di jajaran pemerintah kabupaten (Pemkab) itu.

"Pasalnya berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2021 dalam hal kesetaraan gender Batola nomor satu se-Kalsel," ungkap mantan Bupati dua periode kabupaten yang berbatasan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng) tersebut.

Mengenai Perda 11/2018, politikus senior Partai Golkar tersebut mengatakan, bahwa setiap yang sudah disahkan semua masyarakat wajib tahu.

"Oleh sebab itu kami dari DPRD provinsi merasa ada tanggung jawab untuk memberitahu kepada masyarakat Kalsel tentang adanya peraturan tersebut," ujar Hasan.

Bupati Barito Kuala, Hj Noomiliyani AS selaku narasumber pada sosialisasi Perda Kalsel Nomor 11 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak oleh anggota DPRD provinsi setempat, H Hasanuddin Murad di Desa Sungai Raya (sekitar 45 kilometer barat Banjarmasin), Kecamatan Cerbon, Batola, Selasa (10/5/22) sore. (Istimewa/Humas Setwan Kalsel.)

Sementara itu, Bupati Batola yang akrab dengan sapaan Ibu Yayan berharap hasil survei BPS pada 2022 kabupatennya tetap terbaik atau nomor satu se-Kalsel dalam hal kesetaraan gender.

"Untuk itu kita meminimalkan hal - hal yang terkait dengan kesenjangan perempuan, baik yang berkiprah di dunia politik, budaya dan pemerintahan," ajak mantan Ketua DPRD Kalsel tersebut.

"Hal tersebut agar bisa memotivasi diri sendiri dan bisa membuat dirinya dikenal orang secara luas," lanjutnya.

Sebelumnya kepada Antara Kalsel, Ibu Yayan yang juga "Srikandi" Partai Golkar asal Alai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel itu menyebutkan, dari 195 desa se-Batola, 12 di antaranya kepala desa (Kades) perempuan dan juga seorang Lurah.

"Perempuan yang menjadi Kades dan Lurah relatif masih muda. Untuk Kades rata-rata meraih suara signifikan pada pemilihan kepala desa (Pilkades)," ungkapnya.

"Bahkan beberapa orang mengalahkan petahana yang laki-laki," ujar alumnus Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itum

Begitu juga anggota Badan Permusyawatan Desa (BPD) hampir 40 persen perempuan yang pemilihannya juga secara langsung sebagaimana Pilkades, lanjutnya.

Ia menambahkan, dari 35 keanggotaan DPRD Batola periode 2019 - 2024, ada delapan orang di antaranya perempuan

"Hal lain ada lima orang pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) jajaran Pemkab Batola dari pemerintah dan ditambah seorang pelaksana tugas (Plt). Kesemua itu unggulan kabupaten setempat," tegasnya.

Putri almarhum Kolonel Inf. H Aberani Sulaiman/mantan Gubernur Kalsel itu, baik secara langsung maupun tidak langsung mengapresiasi Biro Antara provinsi setempat  mengadakan podcast/bapanderan santai dengan menampilkan perempuan-perempuan unggulan.

Suasana sosialisasi Perda Kalsel Nomor 11 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak oleh anggota DPRD provinsi setempat, H Hasanuddin Murad di Desa Sungai Raya (sekitar 45 kilometer barat Banjarmasin), Kecamatan Cerbon, Batola, Selasa (10/5/22) sore. (Istimewa/Humas Setwan Kalsel.)

"Biar penampilan perempuan-perempuan unggulan bicara kepada publik untuk bisa memotivasi perempuan kabupaten/kota lainnya," demikian Noomiliyani.

Noomiliyani sendiri lahir 21 April 1959 atau bertepatan tanggal kelahiran tokoh pejuang emansipasi perempuan RA Kartini yang lahir 143 tahun lalu, hingga saat ini baru satu-satunya perempuan Kalsel jadi Bupati dan pernah Ketua DPRD provinsi setempat.

Batola dengan ibukotanya Marabahan (sekitar 50 kilometer barat Banjarmasin) pemekaran Kabupaten Banjar, Kalsel Tahun 1960 dan juga merupakan lumbung padi provinsi tersebut.

Daerah pertanian pasang surat Batola itu penduduknya majemuk, karena juga sebagai daerah penerima transmigrasi sejak tahun 1950 ketika masih masuk Kabupaten Banjar.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022