Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel melakukan refocusing anggaran masing-masing SKPD untuk penanganan pandemi COVID-19 yang nilainya kurang lebih Rp10,1 miliar, namun sampai bulan Juni 2021 tadi, realisasinya baru sekitar Rp1,2 miliar.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Teddy Taufani saat rapat Satuan Tugas penanganan COVID-19 di Gedung DPRD HST, Senin (16/8).
Ia menjelaskan, ada tiga program yang menjadi prioritas untuk dana yang direfocusing tersebut, yaitu pencegahan dan penaganan COVID-19, PPKM Mikro dan dukungan terhadap vaksinasi.
"Pada refocusing tahap pertama ini dana yang disiapkan senilai Rp10,1 miliar, namun realisasinya sampai pelaporan bulan Juni ini oleh SKPD yang menangani masalah COVID-19 yaitu Dinas Kesehatan, BPBD, Dinsos, Kecamatan dan Kelurahan, hanya sekitar 12,50 persen atau sebesar Rp1,2 miliar," katanya.
Pihaknya juga berencana akan melakukan refocusing tahap kedua, karena adanya permintaan dari RSHD Barabai untuk pembelian alat Tes PCR (polymerase chain reaction) dan Oksigen Genator yang harganya kurang lebih Rp9,9 miliar.
"Untuk pembelian alat itu sudah kita lakukan pergeseran anggaran, jadi sisa anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) kita untuk lima bulan ke depan hanya sekitar Rp800 juta.
Untuk persiapan takutnya kasus COVID-19 ini terus melonjak, maka akan dilakukan lagi refocusing tahap kedua. Kita belum tau berapa angka untuk refocusing tahap kedua ini," kata Teddy.
Sedangkan alasan keterlambatan realisasi anggaran tersebut, ia menyatakan kurang tau. "Karena ini ada di SKPD masing-masing, ini kan masalah realisasi keuangan, kalau realisasi fisiknya mungkin lebih tinggi dari ini, contoh pengadaan alat rapid tes atau obat-obatan di Dinkes, mungkin sudah kontrak dan barang datang tapi pembayarannya yang belum dicairkan," tukasnya.
Menurut Teddy, realisasi ini minim karena peng SPJ-an atau pelaporannya agak terlambat.
Namun Ia berharap, karena anggaran refocusing ini fokusnya kepada penanganan COVID-19, maka Teddy berharap agar kawan-kawan di SKPD bisa memanfaatkan secara maksimal.
"Jangan sampai ada lagi keluhan masyarakat seperti yang disampaikan para anggota DPRD yaitu obat-obatan habis dan vaksin tidak mencukupi," harapnya.
Sedangkan dari pihak RSHD barabai menyebutkan, kendala saat ini untuk pengadaan alat PCR dan Oksigen Genator adalah karena Tim pengadaan positif COVID-19 dan sedang menjalani isolasi mandiri. Termasuk juga Kepala Dinas Kesehatan yang sedang menjalani perawatan.
Berikutanya, Kabid Pelayanan Kesehatan (Yankes) Husnawati menyebutkan saat ini pihaknya sudah berusaha memenuhi ketersediaan obat-obatan untuk penanganan COVID-19 ke pihak pemerintah pusat maupun provinsi, namun kendalanya adalah stoknya masih kosong.
"Jadi otomatis obat-obatan untuk penanganan COVID-19 di seluruh Puskesmas di HST saat ini juga kosong, termasuk ketersediaan vaksin yang terbatas," katanya.
Perkembangan kasus COVID-19 di Kabupaten HST tertanggal 16 Agustus 2021 pukul 13.07 Wita adalah ada penambahan terkonfirmasi positif sebanyak 66 orang hingga totalnya menjadi 2427 orang, dalam perawatan 500 orang, sembuh 1783 orang, suspek 2 orang dan meninggal 144 orang.
Baca juga: Keuangan Pemkab HST sedang tidak baik-baik saja
Baca juga: Zona merah, tahapan Pilbakal serentak se-Kabupaten HST ditunda
Baca juga: HST zona merah, per harinya 50 orang lebih dinyatakan positif COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Teddy Taufani saat rapat Satuan Tugas penanganan COVID-19 di Gedung DPRD HST, Senin (16/8).
Ia menjelaskan, ada tiga program yang menjadi prioritas untuk dana yang direfocusing tersebut, yaitu pencegahan dan penaganan COVID-19, PPKM Mikro dan dukungan terhadap vaksinasi.
"Pada refocusing tahap pertama ini dana yang disiapkan senilai Rp10,1 miliar, namun realisasinya sampai pelaporan bulan Juni ini oleh SKPD yang menangani masalah COVID-19 yaitu Dinas Kesehatan, BPBD, Dinsos, Kecamatan dan Kelurahan, hanya sekitar 12,50 persen atau sebesar Rp1,2 miliar," katanya.
Pihaknya juga berencana akan melakukan refocusing tahap kedua, karena adanya permintaan dari RSHD Barabai untuk pembelian alat Tes PCR (polymerase chain reaction) dan Oksigen Genator yang harganya kurang lebih Rp9,9 miliar.
"Untuk pembelian alat itu sudah kita lakukan pergeseran anggaran, jadi sisa anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) kita untuk lima bulan ke depan hanya sekitar Rp800 juta.
Untuk persiapan takutnya kasus COVID-19 ini terus melonjak, maka akan dilakukan lagi refocusing tahap kedua. Kita belum tau berapa angka untuk refocusing tahap kedua ini," kata Teddy.
Sedangkan alasan keterlambatan realisasi anggaran tersebut, ia menyatakan kurang tau. "Karena ini ada di SKPD masing-masing, ini kan masalah realisasi keuangan, kalau realisasi fisiknya mungkin lebih tinggi dari ini, contoh pengadaan alat rapid tes atau obat-obatan di Dinkes, mungkin sudah kontrak dan barang datang tapi pembayarannya yang belum dicairkan," tukasnya.
Menurut Teddy, realisasi ini minim karena peng SPJ-an atau pelaporannya agak terlambat.
Namun Ia berharap, karena anggaran refocusing ini fokusnya kepada penanganan COVID-19, maka Teddy berharap agar kawan-kawan di SKPD bisa memanfaatkan secara maksimal.
"Jangan sampai ada lagi keluhan masyarakat seperti yang disampaikan para anggota DPRD yaitu obat-obatan habis dan vaksin tidak mencukupi," harapnya.
Sedangkan dari pihak RSHD barabai menyebutkan, kendala saat ini untuk pengadaan alat PCR dan Oksigen Genator adalah karena Tim pengadaan positif COVID-19 dan sedang menjalani isolasi mandiri. Termasuk juga Kepala Dinas Kesehatan yang sedang menjalani perawatan.
Berikutanya, Kabid Pelayanan Kesehatan (Yankes) Husnawati menyebutkan saat ini pihaknya sudah berusaha memenuhi ketersediaan obat-obatan untuk penanganan COVID-19 ke pihak pemerintah pusat maupun provinsi, namun kendalanya adalah stoknya masih kosong.
"Jadi otomatis obat-obatan untuk penanganan COVID-19 di seluruh Puskesmas di HST saat ini juga kosong, termasuk ketersediaan vaksin yang terbatas," katanya.
Perkembangan kasus COVID-19 di Kabupaten HST tertanggal 16 Agustus 2021 pukul 13.07 Wita adalah ada penambahan terkonfirmasi positif sebanyak 66 orang hingga totalnya menjadi 2427 orang, dalam perawatan 500 orang, sembuh 1783 orang, suspek 2 orang dan meninggal 144 orang.
Baca juga: Keuangan Pemkab HST sedang tidak baik-baik saja
Baca juga: Zona merah, tahapan Pilbakal serentak se-Kabupaten HST ditunda
Baca juga: HST zona merah, per harinya 50 orang lebih dinyatakan positif COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021