Setelah mengakhiri masa jabatan sebagai Wakil Bupati Hulu Sungai Tengah (HST) beberapa bulan yang lalu, Berry Nahdian Forqon saat ini aktif di organisasi sosial Yayasan Sunting Malayang (SMR).
Salah satu kegiatan nyatanya adalah peduli terhadap lingkungan dengan melakukan penghijaun di wilayah Pegunungan Meratus. Ia bersama yayasan yang dibinanya melakukan penanaman pohon di Desa Datar Ajab Kecamatan Hantakan di Hari lingkungan hidup sedunia, Sabtu (5/6).
Menurut mantan direktur Walhi tersebut, gerakan penghijauan meratus dengan tema "Kembalikan Hutan Kami" ini merupakan salah satu aksi kepedulian terhadap lingkungan di Kabupaten HST khususnya kecamatan Hantakan yang paling terdampak musibah banjir pada 14 januari lalu.
"Tutupan lahan di Kabupaten HST yang semakin berkurang juga menjadi dasar Yayasan Sunting Malayang Rescue menjadikan gerakan penanaman pohon sebagai aksi nyata melindungi kawasan Meratus," katanya.
ketua Yayasan Sunting Malayang (SMR) Syarif juga menambahkan, penanaman pohon ini mungkin akan dirasakan dampaknya pada masa yang akan datang, karena itulah sangat penting untuk saling bekerjasama dengan berbagai pihak agar pelestarian lingkungan Meratus bisa berjalan dengan baik.
Aksi perdana penghijauan meratus oleh Yayasan SMR itu diterangkannya didominasi dengan tanaman jengkol, karena tanaman tersebut pada nantinya juga akan memberikan dampak positif terhadap ekonomi masyarakat.
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahu ini bertema "Kembalikan Hutan Kami", pemilihan tema tersebut didasarkan pemikiran bahwa perlunya penanaman kembali alam meratus untuk merestorasi ekositem.
"Jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka setiap satu pohon yang ditanam akan menumbuhkan jutaan harapan baru bagi kelangsungan ekosistem alam," katanya.
Karena itu, sudah saatnya upaya menanam pohon dilaksanakan dengan terencana dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Ia menjelaskan, gerakan menanam pohon yang masif merupakan upaya mengantisipasi perubahan iklim global, degradasi dan deforestasi hutan dan lahan, serta mencegah kerusakan lingkungan lainnya yang mengakibatkan penurunan produktivitas alam dan kelestarian lingkungan.
Selain itu juga dapat mengurangi dampak pemanasan global, meningkatkan absorbsi gas CO2 dan polusi lainnya, mencegah banjir, kekeringan dan tanah longsor, meningkatkan upaya konservasi sumberdaya genetik tanaman penghijauan serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menanam dan memelihara tanaman sebagai bagian dari sikap atau budaya bangsa.
"Kami juga akan membagikan ribuan bibit pohon kepada masyarakat untuk ditanam di lingkungannya," ujarnya.
Kegiatan Penghijauan Alam Meratus yang rencananya akan rutin dilaksanakan tersebut, SMR berharap kedepannya bisa melibatkan birokrasi, komunitas, ormas, perkumpulan Mahasiswa/pelajar dan seluruh komponen masyarakat untuk ikut andil dalam kegiatan tersebut.
Baca juga: Lepas jabatan Wabup HST, Berry akan aktif kembali jadi aktivis
Baca juga: Masa jabatan berakhir, Chairansyah pilih istirahat, Berry konsentrasi S3
Baca juga: Berry terobos rimba Pegunungan Meratus, sapa warga di pelosok
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Salah satu kegiatan nyatanya adalah peduli terhadap lingkungan dengan melakukan penghijaun di wilayah Pegunungan Meratus. Ia bersama yayasan yang dibinanya melakukan penanaman pohon di Desa Datar Ajab Kecamatan Hantakan di Hari lingkungan hidup sedunia, Sabtu (5/6).
Menurut mantan direktur Walhi tersebut, gerakan penghijauan meratus dengan tema "Kembalikan Hutan Kami" ini merupakan salah satu aksi kepedulian terhadap lingkungan di Kabupaten HST khususnya kecamatan Hantakan yang paling terdampak musibah banjir pada 14 januari lalu.
"Tutupan lahan di Kabupaten HST yang semakin berkurang juga menjadi dasar Yayasan Sunting Malayang Rescue menjadikan gerakan penanaman pohon sebagai aksi nyata melindungi kawasan Meratus," katanya.
ketua Yayasan Sunting Malayang (SMR) Syarif juga menambahkan, penanaman pohon ini mungkin akan dirasakan dampaknya pada masa yang akan datang, karena itulah sangat penting untuk saling bekerjasama dengan berbagai pihak agar pelestarian lingkungan Meratus bisa berjalan dengan baik.
Aksi perdana penghijauan meratus oleh Yayasan SMR itu diterangkannya didominasi dengan tanaman jengkol, karena tanaman tersebut pada nantinya juga akan memberikan dampak positif terhadap ekonomi masyarakat.
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahu ini bertema "Kembalikan Hutan Kami", pemilihan tema tersebut didasarkan pemikiran bahwa perlunya penanaman kembali alam meratus untuk merestorasi ekositem.
"Jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka setiap satu pohon yang ditanam akan menumbuhkan jutaan harapan baru bagi kelangsungan ekosistem alam," katanya.
Karena itu, sudah saatnya upaya menanam pohon dilaksanakan dengan terencana dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Ia menjelaskan, gerakan menanam pohon yang masif merupakan upaya mengantisipasi perubahan iklim global, degradasi dan deforestasi hutan dan lahan, serta mencegah kerusakan lingkungan lainnya yang mengakibatkan penurunan produktivitas alam dan kelestarian lingkungan.
Selain itu juga dapat mengurangi dampak pemanasan global, meningkatkan absorbsi gas CO2 dan polusi lainnya, mencegah banjir, kekeringan dan tanah longsor, meningkatkan upaya konservasi sumberdaya genetik tanaman penghijauan serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menanam dan memelihara tanaman sebagai bagian dari sikap atau budaya bangsa.
"Kami juga akan membagikan ribuan bibit pohon kepada masyarakat untuk ditanam di lingkungannya," ujarnya.
Kegiatan Penghijauan Alam Meratus yang rencananya akan rutin dilaksanakan tersebut, SMR berharap kedepannya bisa melibatkan birokrasi, komunitas, ormas, perkumpulan Mahasiswa/pelajar dan seluruh komponen masyarakat untuk ikut andil dalam kegiatan tersebut.
Baca juga: Lepas jabatan Wabup HST, Berry akan aktif kembali jadi aktivis
Baca juga: Masa jabatan berakhir, Chairansyah pilih istirahat, Berry konsentrasi S3
Baca juga: Berry terobos rimba Pegunungan Meratus, sapa warga di pelosok
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021