Banjarmasin,  (AntaranewsKalsel) - Anggota komisi II bidang ekonomi dan keuangan DPRD Kalimantan Selatan H Riswandi berpendapat, penganugerahan berupa Adhikarya Pangan Nasional merupakan sebuah tantangan bagi penerima penghargaan tersebut.


"Kita menghapresiasi atas penerimaan penghargaan Adhikarya Pangan Nasional (APN) dari pemerintah pusat. Tapi penghargaan itu merupakan tantangan yang mesti kita pertahankan," ujarnya menjawab Antara Kalsel, di Banjarmasin, Senin.

Dari 13 kabupaten/kota di Kalsel ada beberapa yang mendapatkan APN melalui Kementerian Pertanian (Kementan), antara lain Kabupaten Banjar, serta Hulu Sungai Tengah (HST).

Menurut anggota DPRD Kalsel tiga periode itu, tantangan dari mendapatkan APN tersebut, bukan cuma mempertahankan produksi atau tingkat produktivitas, tapi bagaimana upaya meningkatkan.

"Hal yang paling mendasar juga bagaimana agar penduduk setempat bisa menikmati ketahanan atau swasembada pangan tersebut," lanjut politisi Partai Keadilan Sejatera (PKS) itu.

Sebab, menurut wakil rakyat yang menyandang gelar sarjana ilmu pemerintahan itu, suatu hal yang kurang mengenakan kalau daerah yang mendapatkan APN tersebut ternyata banyak penduduk setempat kekurangan pangan.

Tapi, lanjutnya, alhamdulillah kecukupkan pangan Kalsel secara umum tidak masalah, bahkan seperti produksi padi tetap mengalami surplus, sehingga dapat pula menjadi penyangga ketahanan pangan nasional.

Namun ke depan ketersediaan jenis pangan lain di Kalsel juga terus meningkat, seperti jagung, kedelai dan daging, sehingga minimal bisa pula berswasembada. "Syukur-syukur kalau surplus," katanya.

Menurut dia, peneriman APN itu wajar, karena daerah tersebut bukan cuma terus melaksanakan intensifikasi, tapi juga ekstensifikasi dan diversifikasi usaha pertanian.

Sebagai contoh di "Bumi Murakata" HST belakangan turus berupaya mengembangkan tanaman padi varietas lokal jenis Buyung dengan usia tanam yang relatif pendek atau sekitar empat bulan sudah bisa panen.

"Jadi selain menanam padi sawah varietas unggul, petani Bumi Murakata juga menanam padi lahan kering, yaitu si Buyung, yang hasil/berasnya hampir sama dengan produk eks Jawa, seperti Pandang Wangi dan Ojo Lili," tuturnya.

"Ciri khas beras Buyung tersebut salah satunya, kalau sedang memasak (menanak nasi) bau harum tercium dengan jarak sekitar lima sampai 10 meter, dan beranya itu sendiri berbau harum," demikian Riswandi.

Kabupaten Banjar merupakan lumbung padi Kalsel, dan Bumi Murakat salah satu sentra pertanian di daerah hulu sungai atau "Banua Anam" provinsi tersebut yang meliputi Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), HST, Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015