Pasangan calon bupati dan wakil Bupati Tanah Bumbu nomor urut 1, Syafruddin H Maming - Muhammad Alpiya Rakhman (SHM-MAR) memiliki strategi khusus dalam memperjuangkan sektor pertanian.
Mengingat, luas lahan cadangan hanya tersisa 9 ribu hektare atau kurang lebih 2 persen.
"Ini menjadi PR bersama. Karena pemerintah pusat menetapkan berdasarkan kemauannya, bukan berdasarkan usulan pemerintah daerah," ucap calon wakil bupati nomor urut 1, Muhammad Alpiya Rakhman menanggapi pertanyaan Mila Karmila saat debat beberapa waktu lalu, sebagaimana rilis tim media SHM-MAR.
Menurutnya, kesempatan bagi kabupaten Tanah Bumbu untuk memperjuangkan sektor pertanian maupun perkebunan sangat kecil.
"Ini yang selalu saya protes, kebijakan pemerintah pusat yang semena-mena. Kadang-kadang dalam kawasan perkotaan masuk kawasan hutan," katanya.
Langkah ke depan, sambung dia, akan memaksimalkan lahan yang ada dan memotivasi para petani. Baik petani sawit maupun sayur mayur untuk dikembangkan.
"Kemudian harus memikirkan distribusi hilir dalam menjual hasil pertanian tersebut. Karena kendala petani adalah ketika memasarkan produk pertaniannya," cetusnya.
Ia juga mengingatkan terkait kesadaran pemuda Tanbu agar mau bertani.
"Karena saat ini pemuda kita selalu terfokus untuk bekerja di sebuah perusahaan. Padahal pertanian itu sangat penting untuk Tanbu," bebernya.
Sementara itu, Syafruddin H Maming menambahkan, SHM-MAR hadir memberikan kepastian hukum terhadap lahan masyarakat.
"Kita hadir untuk membela dan mengembalikan itu secara gratis," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Mengingat, luas lahan cadangan hanya tersisa 9 ribu hektare atau kurang lebih 2 persen.
"Ini menjadi PR bersama. Karena pemerintah pusat menetapkan berdasarkan kemauannya, bukan berdasarkan usulan pemerintah daerah," ucap calon wakil bupati nomor urut 1, Muhammad Alpiya Rakhman menanggapi pertanyaan Mila Karmila saat debat beberapa waktu lalu, sebagaimana rilis tim media SHM-MAR.
Menurutnya, kesempatan bagi kabupaten Tanah Bumbu untuk memperjuangkan sektor pertanian maupun perkebunan sangat kecil.
"Ini yang selalu saya protes, kebijakan pemerintah pusat yang semena-mena. Kadang-kadang dalam kawasan perkotaan masuk kawasan hutan," katanya.
Langkah ke depan, sambung dia, akan memaksimalkan lahan yang ada dan memotivasi para petani. Baik petani sawit maupun sayur mayur untuk dikembangkan.
"Kemudian harus memikirkan distribusi hilir dalam menjual hasil pertanian tersebut. Karena kendala petani adalah ketika memasarkan produk pertaniannya," cetusnya.
Ia juga mengingatkan terkait kesadaran pemuda Tanbu agar mau bertani.
"Karena saat ini pemuda kita selalu terfokus untuk bekerja di sebuah perusahaan. Padahal pertanian itu sangat penting untuk Tanbu," bebernya.
Sementara itu, Syafruddin H Maming menambahkan, SHM-MAR hadir memberikan kepastian hukum terhadap lahan masyarakat.
"Kita hadir untuk membela dan mengembalikan itu secara gratis," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020