Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru, menjalin kerja sama dengan RSUD Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan dalam upaya memenuhi kekurangan tenaga dokter spesialis.
Plt Direktur RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru dr Nasar, Selasa, mengatakan, kerja sama dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai rumah sakit tipe C, menyusul hasil kaji ulang atau review Kementerian Kesehatan yang merekomendasikan penurunan kelas menjadi tipe D.
“Kita belum ada dokter anak, di Tanah Bumbu (Tanbu) ada kelebihan tiga orang dokter anak, jadi kita bekerja sama,” ujarnya.
Ada empat pelayanan medik spesialis dasar wajib di rumah sakit tipe C, salah satunya pelayanan anak yang sebelumnya tidak dimiliki RSUD Pangeran Jaya Sumitra.
Baca juga: HST tidak akan kekurangan dokter lagi
Baca juga: Tanah Bumbu kekurangan tenaga dokter
Kini tenaga dokter anak di RSUD Pangeran Jaya Sumitra sudah tersedia, walaupun untuk sementara hanya melayani dua hari dalam sepekan.
“Jadi ada kunjungan part time ke Kotabaru dua kali seminggu sehingga pelayanannya bisa tercover,” katanya.
Ia menambahkan pihaknya juga berkoordinasi ke Kemenkes terkait program Pendayagunaan Dokter Spesialis (PDGS) untuk menambah tenaga dokter spesialis anak.
Program ini sebelumnya bernama Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) yang dijalankan untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis di daerah.
Bedanya jika dulu kementerian yang menempatkan, maka kini dokter yang bersangkutan memilih sendiri daerahnya.
Baca juga: Tapin Kekurangan Dokter Gigi
Baca juga: Legislatif Sikapi Kekurangan Dokter Spesialis
“Kita juga melakukan peningkatan intensif supaya ada semacam daya tawar dari Rp15 juta menjadi Rp20 juta. Cuma informasi terkahir kita masih belum dapat, kita ikuti terus karena kita betul-betul membutuhkan dokter spesialis anak” ungkap Nasar.
Upaya lain yang dilakukan yakni menjajaki kerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair) untuk menempatkan dokter residen atau dokter yang sedang menjalani pendidikan spesialis di Kotabaru.
“Sementara ini yang sudah berjalan dengan Unhas (Universitas Hasanudin, Red), ada dokter residen THT dan mata. Kalau dengan Unair kita harapkan spesialis anak, tapi masih dalam penjajakan,” jelasnya.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Kotabaru sendiri berusaha menambah tenaga dokter spesialis di RSUD Pangeran Jaya Sumitra melalui program beasiswa.
Namun beberapa dokter yang dibiayai sekolahnya itu saat ini masih menempuh pendidikan, meliputi spesialis anak, jiwa, THT, ortopedi, radiologi, dan patologi anatomi.
Baca juga: Banjarmasin Banyak Kekurangan Tenaga Dokter
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Plt Direktur RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru dr Nasar, Selasa, mengatakan, kerja sama dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai rumah sakit tipe C, menyusul hasil kaji ulang atau review Kementerian Kesehatan yang merekomendasikan penurunan kelas menjadi tipe D.
“Kita belum ada dokter anak, di Tanah Bumbu (Tanbu) ada kelebihan tiga orang dokter anak, jadi kita bekerja sama,” ujarnya.
Ada empat pelayanan medik spesialis dasar wajib di rumah sakit tipe C, salah satunya pelayanan anak yang sebelumnya tidak dimiliki RSUD Pangeran Jaya Sumitra.
Baca juga: HST tidak akan kekurangan dokter lagi
Baca juga: Tanah Bumbu kekurangan tenaga dokter
Kini tenaga dokter anak di RSUD Pangeran Jaya Sumitra sudah tersedia, walaupun untuk sementara hanya melayani dua hari dalam sepekan.
“Jadi ada kunjungan part time ke Kotabaru dua kali seminggu sehingga pelayanannya bisa tercover,” katanya.
Ia menambahkan pihaknya juga berkoordinasi ke Kemenkes terkait program Pendayagunaan Dokter Spesialis (PDGS) untuk menambah tenaga dokter spesialis anak.
Program ini sebelumnya bernama Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) yang dijalankan untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis di daerah.
Bedanya jika dulu kementerian yang menempatkan, maka kini dokter yang bersangkutan memilih sendiri daerahnya.
Baca juga: Tapin Kekurangan Dokter Gigi
Baca juga: Legislatif Sikapi Kekurangan Dokter Spesialis
“Kita juga melakukan peningkatan intensif supaya ada semacam daya tawar dari Rp15 juta menjadi Rp20 juta. Cuma informasi terkahir kita masih belum dapat, kita ikuti terus karena kita betul-betul membutuhkan dokter spesialis anak” ungkap Nasar.
Upaya lain yang dilakukan yakni menjajaki kerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair) untuk menempatkan dokter residen atau dokter yang sedang menjalani pendidikan spesialis di Kotabaru.
“Sementara ini yang sudah berjalan dengan Unhas (Universitas Hasanudin, Red), ada dokter residen THT dan mata. Kalau dengan Unair kita harapkan spesialis anak, tapi masih dalam penjajakan,” jelasnya.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Kotabaru sendiri berusaha menambah tenaga dokter spesialis di RSUD Pangeran Jaya Sumitra melalui program beasiswa.
Namun beberapa dokter yang dibiayai sekolahnya itu saat ini masih menempuh pendidikan, meliputi spesialis anak, jiwa, THT, ortopedi, radiologi, dan patologi anatomi.
Baca juga: Banjarmasin Banyak Kekurangan Tenaga Dokter
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019