Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin Prof Dr HA Hafiz Anshari MA berpendapat, mengajak kesalehan lebih berat dari berbuat saleh.
"Pasalnya kalau mengajak kesalehan berarti melibatkan orang yang mungkin berbeda sikap dan pola pikir," ujarnya pada perayaan menyambut Tahun Baru Islam 1441 Hijriah di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, Sabtu malam.
"Sedangkan berbuat saleh itu hanya pada diri sendiri. Jadi kita mau berbuat saleh tidak masalah," lanjut Hafiz Anshari yang juga mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia.
Baca juga: Dino Patti Djalal tantang para dosen di Kalsel
Mengenai kesulitan mengajak kesalehan itu, dia menunjuk contoh sejarah kerasulan nabi akhir zaman, Muhammad Shallallahu alaihi wasallam atau penghulu para nabi.
"Dengan sikap dan perilakunya yang baik sejak kecil Muhammad Shallallahu alaihi wasallam itu mendapat gelar 'al amin' (orang yang dipercaya)," kutip laki-laki putra dari seorang pejuang asal Desa Bandang, Kecamatan Batu Benawa, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel, tersebut.
Baca juga: Akademisi: 70 persen hutan mangrove yang ada Kalsel rusak
"Namun ketika baginda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengajak beriman atau hanya menyembah Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang Maha Esa, di antara kaumnya (Kaum Qurais) berkata, celaka kau Muhammad," lanjutnya.
Ia mencontohkan bukti lain dari kesulitan mengajak kesalehan yaitu selama Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam berda'wah atau menyiarkan Islam di Mekkah tempat kelahiran serta kaum baginda Rasulullah sendiri hanya 150 orang sahabat yang beriman.
"Kemudian sesudah hijrah ke Madinah hingga akhir hayat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam baru memiliki sahabat 15.000 orang atau mengalami peningkatan seribu persen," demikian Hafiz Anshari.
Baca juga: Mantan gubernur apresiasi HST pertahankan keaslian Meratus
Selain tausiyah, perayaan menyambut Tahun Baru Islam atau 1441 H yang bertepatan 1 September 2019, juga Sabtu malam tersebut, kaum Muslim sesudah shalat Maghrib berjamaah melaksanakan shalat hajat, tasbih dan shalat taubat.
Shalat hajat, tasbih dan shalat taubat tersebut dengan harapan agar negeri dan bangsa Indonesia, terutama bagi dalam kehidupan tahun ini lebih dari tahun lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Pasalnya kalau mengajak kesalehan berarti melibatkan orang yang mungkin berbeda sikap dan pola pikir," ujarnya pada perayaan menyambut Tahun Baru Islam 1441 Hijriah di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, Sabtu malam.
"Sedangkan berbuat saleh itu hanya pada diri sendiri. Jadi kita mau berbuat saleh tidak masalah," lanjut Hafiz Anshari yang juga mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia.
Baca juga: Dino Patti Djalal tantang para dosen di Kalsel
Mengenai kesulitan mengajak kesalehan itu, dia menunjuk contoh sejarah kerasulan nabi akhir zaman, Muhammad Shallallahu alaihi wasallam atau penghulu para nabi.
"Dengan sikap dan perilakunya yang baik sejak kecil Muhammad Shallallahu alaihi wasallam itu mendapat gelar 'al amin' (orang yang dipercaya)," kutip laki-laki putra dari seorang pejuang asal Desa Bandang, Kecamatan Batu Benawa, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel, tersebut.
Baca juga: Akademisi: 70 persen hutan mangrove yang ada Kalsel rusak
"Namun ketika baginda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengajak beriman atau hanya menyembah Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang Maha Esa, di antara kaumnya (Kaum Qurais) berkata, celaka kau Muhammad," lanjutnya.
Ia mencontohkan bukti lain dari kesulitan mengajak kesalehan yaitu selama Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam berda'wah atau menyiarkan Islam di Mekkah tempat kelahiran serta kaum baginda Rasulullah sendiri hanya 150 orang sahabat yang beriman.
"Kemudian sesudah hijrah ke Madinah hingga akhir hayat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam baru memiliki sahabat 15.000 orang atau mengalami peningkatan seribu persen," demikian Hafiz Anshari.
Baca juga: Mantan gubernur apresiasi HST pertahankan keaslian Meratus
Selain tausiyah, perayaan menyambut Tahun Baru Islam atau 1441 H yang bertepatan 1 September 2019, juga Sabtu malam tersebut, kaum Muslim sesudah shalat Maghrib berjamaah melaksanakan shalat hajat, tasbih dan shalat taubat.
Shalat hajat, tasbih dan shalat taubat tersebut dengan harapan agar negeri dan bangsa Indonesia, terutama bagi dalam kehidupan tahun ini lebih dari tahun lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019