Pebalap Rio Haryanto menyiratkan kerinduannya untuk membalap di ajang Formula 1 meskipun kini dia telah resmi menjadi pebalap tim T2 Motorsports yang akan turun di kejuaraan Blancpain GT World Challenge Asia 2019 dan Asian Le Mans Series 2019/2020.
"Semoga dengan kembalinya ke sirkuit bisa membuka peluang kembali ke Formula 1," kata pebalap berusia 26 tahun itu ketika jumpa pers bersama tim T2 Motorsports di Jakarta, Jumat.
Rio akan dipasangkan dengan pebalap senior David Tjiptobiantoro di kedua ajang balapan itu dengan mengendarai mobil Ferrari 488 GT3, yang akan bersaing dengan jajaran mobil GT3 lainnya seperti McLaren 720S GT3, Audi R8 LMS GT3 Evo, Honda NSX GT3 Evo, Lamborghini Huracan GT3 Evo, Porshche 911 GT3 R dan Mercedes-AMG GT3.
"Setelah penantian dua tahun, target dan tantangannya sangat besar. Tentunya kita ingin membawa nama Indonesia di tingkat internasional," kata Rio yang terakhir membalap di F1 musim 2016 bersama tim Manor Racing itu.
"Ini adalah suatu peluang. Targetnya tentu kita ingin menang di Blancpain dan Asian Le Mans," kata pebalap kelahiran Solo 26 tahun lalu itu.
Sebelum menjadi pebalap T2 Motorsports, Rio mengaku pernah berjuang untuk bisa kembali ke Formula 1, namun untuk bisa turun ajang balap mobil paling bergengsi di dunia itu dibutuhkan dukungan finansial yang tidak sedikit.
"Kalau ditanya ketertarikan pastinya sangat ada," kata pebalap Indonesia pertama yang turun di F1 itu.
Sementara itu, T2 Motorsports merupakan tim balap independen Asia yang dibentuk pada 2016 oleh pebalap sekaligus pengusaha Indonesia David Tjiptobiantoro dan Gregory Teo asal Singapura.
Tim itu juga memiliki ambisi besar untuk bisa berpartisipasi di ajang balapan ketahanan Le Mans 24 Hours pada 2020 nanti.
Sementara David Tjiptobiantoro adalah pebalap Indonesia pertama yang turun di ajang balap 24 jam. Ia memulai debutnya di dunia balap pada 2012 dengan mengikuti ajang Ferrari Challenge Asia Pacific- Coppa Shell dan menjadi juara pada 2014 di ajang dan kategori yang sama.
Balapan Blancpain GT World Challenge Asia 2019, wadah tertinggi balapan yang diperuntukkan untuk mobil GT3 dan GT4 di Asia itu dan balapan pertamanya di Sirkuit Sepang, Malaysia, 6-7 April.
Berbeda dengan Formula 1, yang menurunkan dua pebalap dengan dua mobil berbeda, di Blancpain GT series, satu tim menurunkan dua pebalap yang akan bergantian mengemudikan satu mobil yang sama.
Kolaborasi ini terdiri dari pebalap profesional dan amatir (pro/am) atau dua pebalap profesional yang memiliki peringkat tidak lebih tinggi dari Silver di FIA dan harus mendapat persetujuan dari SRO Motorsport Group, yang membawahi ajang balapan itu.
Sementara ajang Asian Le Mans Series 2019/2020 adalah ajang balapan ketahanan yang dibawahi Automobile Club de I'Ouest (ACO) dan berbasis di Asia. Balapan itu akan dibuka dengan seri pertama pada 22-24 November di Sirkuit Internasional Shanghai, China.
Ketua tim T2 Motorsports Irmawan Poedjoadi mengaku optimis dengan formasi kedua pebalap itu mereka mengincar gelar juara umum di kedua seri itu.
"Kami sangat optimis dengan adanya Rio Haryanto dan David Tjiptobiantoro kami akan membawa pulang piala-piala yang dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional," kata Irmawan.
"Semoga dengan kembalinya ke sirkuit bisa membuka peluang kembali ke Formula 1," kata pebalap berusia 26 tahun itu ketika jumpa pers bersama tim T2 Motorsports di Jakarta, Jumat.
Rio akan dipasangkan dengan pebalap senior David Tjiptobiantoro di kedua ajang balapan itu dengan mengendarai mobil Ferrari 488 GT3, yang akan bersaing dengan jajaran mobil GT3 lainnya seperti McLaren 720S GT3, Audi R8 LMS GT3 Evo, Honda NSX GT3 Evo, Lamborghini Huracan GT3 Evo, Porshche 911 GT3 R dan Mercedes-AMG GT3.
"Setelah penantian dua tahun, target dan tantangannya sangat besar. Tentunya kita ingin membawa nama Indonesia di tingkat internasional," kata Rio yang terakhir membalap di F1 musim 2016 bersama tim Manor Racing itu.
"Ini adalah suatu peluang. Targetnya tentu kita ingin menang di Blancpain dan Asian Le Mans," kata pebalap kelahiran Solo 26 tahun lalu itu.
Sebelum menjadi pebalap T2 Motorsports, Rio mengaku pernah berjuang untuk bisa kembali ke Formula 1, namun untuk bisa turun ajang balap mobil paling bergengsi di dunia itu dibutuhkan dukungan finansial yang tidak sedikit.
"Kalau ditanya ketertarikan pastinya sangat ada," kata pebalap Indonesia pertama yang turun di F1 itu.
Sementara itu, T2 Motorsports merupakan tim balap independen Asia yang dibentuk pada 2016 oleh pebalap sekaligus pengusaha Indonesia David Tjiptobiantoro dan Gregory Teo asal Singapura.
Tim itu juga memiliki ambisi besar untuk bisa berpartisipasi di ajang balapan ketahanan Le Mans 24 Hours pada 2020 nanti.
Sementara David Tjiptobiantoro adalah pebalap Indonesia pertama yang turun di ajang balap 24 jam. Ia memulai debutnya di dunia balap pada 2012 dengan mengikuti ajang Ferrari Challenge Asia Pacific- Coppa Shell dan menjadi juara pada 2014 di ajang dan kategori yang sama.
Balapan Blancpain GT World Challenge Asia 2019, wadah tertinggi balapan yang diperuntukkan untuk mobil GT3 dan GT4 di Asia itu dan balapan pertamanya di Sirkuit Sepang, Malaysia, 6-7 April.
Berbeda dengan Formula 1, yang menurunkan dua pebalap dengan dua mobil berbeda, di Blancpain GT series, satu tim menurunkan dua pebalap yang akan bergantian mengemudikan satu mobil yang sama.
Kolaborasi ini terdiri dari pebalap profesional dan amatir (pro/am) atau dua pebalap profesional yang memiliki peringkat tidak lebih tinggi dari Silver di FIA dan harus mendapat persetujuan dari SRO Motorsport Group, yang membawahi ajang balapan itu.
Sementara ajang Asian Le Mans Series 2019/2020 adalah ajang balapan ketahanan yang dibawahi Automobile Club de I'Ouest (ACO) dan berbasis di Asia. Balapan itu akan dibuka dengan seri pertama pada 22-24 November di Sirkuit Internasional Shanghai, China.
Ketua tim T2 Motorsports Irmawan Poedjoadi mengaku optimis dengan formasi kedua pebalap itu mereka mengincar gelar juara umum di kedua seri itu.
"Kami sangat optimis dengan adanya Rio Haryanto dan David Tjiptobiantoro kami akan membawa pulang piala-piala yang dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional," kata Irmawan.
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Bambang Sutopo Hadi