Jakarta (AntaraNews Kalsel) - Berbicara dalam bahasa Batak bukan hal yang lazim dilakukan oleh aktor senior Cok Simbara di hadapan publik.
Aktor bernama lengkap Ucok Hasyim Batubara itu berasal dari Tapanuli Selatan tapi tidak pernah bicara dalam bahasa Batak di rumah.
"Soalnya istriku orang Jawa," kata Cok Simbara ditemui di Jakarta, Kamis.
Tapi bukan berarti aktor 65 tahun itu melupakan bahasa daerah tersebut. Pemeran utama sinetron 90-an "Noktah Merah Perkawinan" itu masih fasih dan lancar berbincang dalam bahasa Batak, yang penting ada lawan bicara.
Dalam film "Horas Amang", Cok menjadi pemeran utama Amang (ayah) yang berupaya sekuat tenaga menyekolahkan anak-anaknya agar sukses, namun justru diabaikan ketika buah hatinya sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Karakter Amang dan anak-anaknya berasal dari daerah Toba di Sumatera Utara yang dialeknya sedikit berbeda dengan Tapanuli Selatan.
"Tapi saya bisa dua-duanya," ujar aktor yang sudah aktif sejak 1973 itu.
Tidak banyak peran utama yang bisa diperankan oleh aktor-aktor yang sudah berumur, itulah salah satu alasan Cok Simbara tertarik menghidupkan karakter Amang.
Namun yang paling penting bagi aktor "Foxtrot Six" itu bukanlah soal peran utama atau pendukung, tapi berkarya di dunia seni yang dicintainya sejak empat dekade lalu.
"Saya tidak bosan (berakting). Saya selalu senang kalau diajak main film. Kalau saya suka, saya akan main," ujar aktor yang belajar di Institut Kesenian Jakarta itu.
"Horas Amang" dibintangi juga oleh Tanta Ginting, Dendi Tambunan, Jack Marpaung, Novita Dewi Marpaung hingga Piet Pagau dan rencananya tayang pada pertengahan 2019.
Baca juga: Film "Horas Amang" angkat budaya Batak dengan nilai universal
Aktor bernama lengkap Ucok Hasyim Batubara itu berasal dari Tapanuli Selatan tapi tidak pernah bicara dalam bahasa Batak di rumah.
"Soalnya istriku orang Jawa," kata Cok Simbara ditemui di Jakarta, Kamis.
Tapi bukan berarti aktor 65 tahun itu melupakan bahasa daerah tersebut. Pemeran utama sinetron 90-an "Noktah Merah Perkawinan" itu masih fasih dan lancar berbincang dalam bahasa Batak, yang penting ada lawan bicara.
Dalam film "Horas Amang", Cok menjadi pemeran utama Amang (ayah) yang berupaya sekuat tenaga menyekolahkan anak-anaknya agar sukses, namun justru diabaikan ketika buah hatinya sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Karakter Amang dan anak-anaknya berasal dari daerah Toba di Sumatera Utara yang dialeknya sedikit berbeda dengan Tapanuli Selatan.
"Tapi saya bisa dua-duanya," ujar aktor yang sudah aktif sejak 1973 itu.
Tidak banyak peran utama yang bisa diperankan oleh aktor-aktor yang sudah berumur, itulah salah satu alasan Cok Simbara tertarik menghidupkan karakter Amang.
Namun yang paling penting bagi aktor "Foxtrot Six" itu bukanlah soal peran utama atau pendukung, tapi berkarya di dunia seni yang dicintainya sejak empat dekade lalu.
"Saya tidak bosan (berakting). Saya selalu senang kalau diajak main film. Kalau saya suka, saya akan main," ujar aktor yang belajar di Institut Kesenian Jakarta itu.
"Horas Amang" dibintangi juga oleh Tanta Ginting, Dendi Tambunan, Jack Marpaung, Novita Dewi Marpaung hingga Piet Pagau dan rencananya tayang pada pertengahan 2019.
Baca juga: Film "Horas Amang" angkat budaya Batak dengan nilai universal
Editor: Ida Nurcahyani