Masyarakat adat Dayak Alai, sub etnis Dayak Meratus di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, saat ini mulai banyak yang menggeluti bisnis sarang semut hasil mencari di hutan pegunungan Meratus.
"Satu kilogram sarang semut untuk pasaran di Kota Barabai seharga Rp5 ribu perkilogram dan bila dijual langsung ke Banjarmasin harganya Rp6 ribu perkilogram," katanya.
Sarang Semut atau dikenal dengan nama ilmiah "myrmecodia pendans" merupakan tanaman hutan yang di dalamnya digunakan semut untuk bersarang.
Sarang semut di kenal memiliki khasiat sebagai obat herbal berbagai macam penyakit baik untuk penyembuhan maupun pencegahan.
Menurutnya, sarang semut yang pertama kali di temukan di pedalaman Papua itu banyak ditemui di hutan pegunungan Meratus.
"Bahkan ada yang mengatakan kualitas sarang semut dari Meratus lebih baik dibandingkan sarang semut dari Papua," katanya.
Pada masyarakat lokal di Kalsel, sarang semut juga dikenal sebagai obat untuk 1.100 macam penyakit.
Ia menambahkan, selain dapat mencegah dan mengobati kanker, sarang semut juga efektif membantu penyembuhan berbagai macam penyakit seperti gangguan jantung, ambien, rematik, stroke, maag, gangguan fungsi ginjal dan prostat.
"Selain itu, sarang semut juga bagus untuk mengobati pegal linu, melancarkan ASI, migren, melancarkan pembuluh darah, lever dan dapat juga digunakan untuk memulihkan gairah seksual," tambahnya.
Sejak zaman dahulu, sarang semut sebenarnya telah digunakan oleh masyarakat Dayak Meratus sebagai obat dengan cara di olah menjadi bubur atau sebagai minuman.
 Baru saat ini sarang semut mulai digeluti sebagai usaha alternatif karena laku dipasaran dan ditambah kondisi anjloknya harga karet membuat masyarakat adat Dayak Meratus harus pandai-pandai memanfaatkan hasil hutan/Fatur./D