Pengamat ekonomi nasional Cyrillus Harinowo Hadiwerdoyo memastikan kebutuhan karet internasional tahun mendatang masih cukup besar, sehingga pemerintah harus bisa mengambil peran membantu petani memelihara produksi karet nasional.
Menurut Harinowo saat menjadi pembicara pada seminar di kantor Bank Indonesia Banjarmasin, Senin, pemerintah harus berani membeli karet petani pada saat harga karet anjlok seperti saat ini.
"Fungsinnya seperti Bulog, yaitu melakukan pembelian beras petani pada saat harga di pasaran anjlok, begitu juga halnya dengan karet," katanya.
Dengan demikian, kata dia, pada saat harga karet kembali beranjak naik, pemerintah bisa kembali menjual dengan harga pasaran atau minimal sama dengan pembelian harga karet ke petani.
Sehingga tambah Harinowo, stabilitas harga karet dan produksi petani bisa terjaga, kendati harga karet sedang dalam kondisi turun atau anjlok.
Hal tersebut dilakukan mengingat fluktuasi harga karet cukup besar, sehingga petani karet harus dilindungi sebagaimana petani beras.
Menurut Harinowo, kebutuhan karet internasional masih akan cukup besar, seiring dengan pertumbuhan industri mobil yang terus menggeliat.
Berdasarkan data, kata dia, pada 2012 ini saja produksi mobil meningkat hingga delapan persen menjadi 70 juta unit.
Pertumbuhan prouduksi mobil tersebut, tambah dia, akan beriringan dengan pertumbuhan produksi ban yang bahan baku utamanya tetap harus menggunakan karet alam, kendati saat ini industri karet sintetis juga cukup besar.
"Karet alam masih akan dibutuhkan sampai kapanpun karena tidak mungkin pembuatan ban seratus persen menggunakan karet sintetis," katanya.
Sedangkan negara dengan produksi karet terbesar hanya ada tiga yaitu, Thailan, Indonesia dan Malaysia.
Dengan demikian, kata dia, prospek pasar karet Indonesia sangat besar tinggal upaya pemerintah untuk terus mendorong masyarakat memanfaatkan karet bibit unggul dan program-program peningkatan kualitas yang harus terus digalakkan.
Sebagaimana diketahui, saat ini harga karet alam anjlok dari sebelumnya Rp15 ribu per kilogram menjadi Rp6 ribu hingga Rp7 ribu per kilogram, kondisi tersebut sangat memukul petani karet.C
Potensi Ekspor Karet Masih Besar
Senin, 16 Juli 2012 20:07 WIB