Kandangan, (Antaranews Kalsel) - Rombongan petani trans sawit dari Desa Lajar Papuyuan, Kecamatan Lampihong, Kabupaten Balangan didampingi pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Balangan melakukan studi banding ke PT Subur Agro Makmur (SAM), Bajayau, Kecamatan Daha Barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Koordinator rombongan petani trans Aud Tahyudin, di Bajayau, Selasa (31/7), mengatakan bersyukur bisa diterima manajemen PT Subur Agro Makmur dan menimba pengetahuan di areal perkebunan yang memiliki kondisi yang sama dengan areal lokasi transmigrasi mereka, sehingga pengetahuan yang didapat nantinya dapat diaplikasikan untuk mengembangkan perkebunan sawit.
"Areal transmigrasi yang kami tempat seluas 340 hektar termasuk pekarangan dan lahan usaha, lahan usaha ini bermasalah karena air sehingga tanaman kita tidak tumbuh sesuai harapan, bahkan di musim hujan yang rentan banjir, ketinggian air mencapai ketinggian dari 0,30 hingga 1 meter," katanya, saat memberikan keterangan.
Baca juga: Astra Agro raih Indonesia Excellent Public Company 2018
Dijelaskan dia, kondisi air tersebut memang dari dampak areal yang berada di wilayah cekungan, Lampihong sehingga petani tidak bisa maksimal memanfaatkan lahannya, dan hal ini lah yang juga membuat pihak dia meminta difasilitasi instansi terkait yakni, BPBD Balangan dan Disnakertrans Balangan untuk studi banding ke perusahaan.
Areal perkebunan PT Subur Agro Makmur memiliki karakter yang sama dengan areal transmigrasi yang sekarang ditempati 230 Kepala Keluarga (KK) saat ini, dan studi banding ini tepat dilakukan PT Subur Agro Makmur, karena PT Subur Agro Makmur dianggap berhasil mengatasi persoalan air dengan penyiapan lahan dan tata kelola yang baik dan diharapkan nantinya bisa diaplikasikan.
Perwakilan Disnakertrans Balangan Rahmat, mengatakan studi banding memberikan gambaran menyeluruh tentang perkebunan sawit di dataran rendah, dan analisa yang didapat pihak dia ternyata lokasi areal PT Subur Agro Makmur malah lebih rendah dari areal petani sawit trans yang ada saat ini, bila diukur dalam skala Meter Di atas Permukaan Laut (MDPL).
Baca juga: 30 tahun bakti Astra Agro untuk negeri
"Kita telah mendapatkan penjelasan yang menyeluruh mulai dari penyiapan lahan dan bibit yang digunakan, dan diketahui persoalannya memang dari penyiapan lahan yang ada di lokasi trans, di lokasi itu lahan yang disiapkan belum sesuai dengan tanaman sawit," katanya.
Menurut dia, padahal di lahan yang berkarakter sama, dataran rendah tapi di PT Subur Agro Makmur lebih sukses menanam, sawit dapat tumbuh secara normal dan menghasilkan tandan yang lebih besar dengan ukuran hingga 15 kilogram per tandan, maka studi banding ini menjadi sangat bermanfaat agar para petani dan didampingi instansi terkait menyusun langkah-langkah pengembangan perkebunan disana.
Kepala perkebunan PT Subur Agro Makmur Tukiman, mengatakan pentingnya pra penanaman sawit yaitu, mulai dari pemilihan bibit harus benar-benar bersertipikat, dan persiapan lahan tanam, penting juga diperhatikan karena berada di wilayah rawa waktunya mau penanaman.
Baca juga: SP Mandiri PT Subur Agro Makmur gelar donor darah
"Perawatan dan pemupukan sangat penting, jangan sampai waktu dan jenis serta sistem aplikasi pupuk salah sehingga berdampak pada tumbuh kembangnya tanaman dan mempengaruhi produksi tanaman Sawit," katanya.
Sementara itu, Water Management System PT SAM Taufik mengatakan tata kelola air harus menjadi menjadi perhatian khusus dengan pertama-tama harus membuat tanggul keliling agar air dari luar tidak masuk ke dalam lokasi kebun.