Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Duta Besar Denmark untuk Indonesia Rasmus A Kristensen hadir dalam acara Festival Kolaborasi Nyawa Sungai Kota Banjarmasin yang digelar di menara siring sungai Martapura Banjarmasin di jalan Piare Tendean, Senin.
Dubes Denmark hadir dalam kegiatan yang digelar komunitas Kampung Kita Kota (Kakikota) Banjarmasin bekerjasama dengan pemerintah kota setempat didukung Rujak Center For Urban Studies Jakarta serta Kedutaan Besar Denmark dari 12-14 Mei 2018.
Duta Besar Denmark itu menyatakan terkesan dengan kota sungai Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Menurut dia saat melakukan kunjungan ke Kota Banjarmasin, Senin, kota Banjarmasin yang dikenal juga dengan julukan kota seribu sungai memiliki kemiripan dengan daerah dia dilahirkan di negara asalnya tersebut.
Bahkan, kata dia, Kota Banjarmasin memiliki keunikan tersendiri, di mana masyarakatnya banyak tinggal di daerah bantaran sungai.
"Saya terkesan dengan budaya masyarakat pinggiran sungai Banjarmasin," tuturnya, di mana dia menyempatkan diri untuk mengikuti susur sungai Martapura, sungai terbesar yang membelah Kota Banjarmasin.
Namun demikian, Rasmus mengaku prihatin dengan kondisi sungai daerah itu yang tercemar, yakni, dari limbah rumah tangga, sampah dan limbah dari kotoran manusia.
"Sungainya terlihat keruh dan banyak sampah, moga nantinya bisa dikelola dengan baik," tuturnya.
Rasmus yang kunjungan diprakarsai Komunitas Kakikota Banjarmasin yang menggelar Festival Kolaborasi Nyawa Sungai Banjarmasin dari 12-14 Mei 2018 itu menyatakan, Kota Banjarmasin sudah masuk daftar pemerintah Denmark yang akan diberikan bantuan untuk penanganan masalah kebersihan lingkungan.
Tak hanya itu, lanjutnya, pihak bank dunia pun berencana memberikan bantuan kepada kota ini.
“Bantuan yang akan diberikan nanti berupa teknologi dan pendidikan untuk menanggulangi sampah. Sedangkan untuk bantuan dari bank dunia, kini sudah masuk perencanaan," sebutnya.
Untuk diketahui, kedatangan Rasmus A Krestensen ke Bumi Kayuh Baimbai selain untuk memenuhi undangan tim kakikota yang melaksanakan kegiatan Festival Kolaborasi Nyawa Sungai, juga untuk melihat warga negara Denmark yang menetap di Kota Banjarmasin, Petersen Ereksen.
Peretsen yang menikah dengan wanita asli Kota Banjarmasin bernama Maspun Kasran. Hingga akhir hayatnya, pria yang biasa dipanggil Kai Asing tetap menjadi warga Kota Banjarmasin dan kini dimakamkan di pemakaman di kawasan Banua Anyar, Banjarmasin Timur.
"Saat datang ke Banjarmasin, saya merasa seperti di rumah sendiri, karena di Denmark juga banyak sungai. Saya sekarang mengerti kenapa Petersen senang tinggal di Banjarmasin dan melakukan penelitian tentang sungai dan jukung,” ucapnya.
Sementara itu, Asisten Bidang Pembangunan dan Ekonomi Setda Kota Banjarmasin H A Rusmin yang menerima dan mendampingi Rasmus A Krestensen menyatakan, dengan dilaksanakanya Festival Nyawa Sungai ini, nantinya bisa memecahkan masalah tentang sampah dan kebersihan lingkungan.
"Walaupun dilakukan secara bertahap, namun perubahannya mengarah ke lebih baik,” ujarnya.
Dia berharap, Pemerintah Denmark akan benar-benar membantu Kota Banjarmasin dalam pengelolaan sampah sungai ini.
"Sebab kota kita ini bertekad akan menjadi kota sungai terbaik di Indonesia," pungkasnya.